AsySyekh al Imam al Quthub al Ghouts Sayyidina Asy Syarif Abul Hasan Ali asy Syadzily al Hasani bin Abdullah bin Abdul Jabbar, terlahir dari rahim sang ibu di sebuah desa bernama Ghomaroh, tidak jauh dari kota Saptah, negeri Maghrib al Aqsho atau Marokko, Afrika Utara bagian ujung paling barat, pada tahun 593 H / 1197 M. pada tahun 593 H
SyekhAbul Hasan Asy-Syadzili r.a. pernah ber-riadhah selama 80 hari tidak makan, dengan disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Pada saat itu beliau merasa tujuannya untuk wushul (sampai) kepada Allah swt. telah tercapai.
Anakmurid beliau yang paling utama ialah Imam Abul Abbas al-Mursi. Namanya lengkapnya adalah Abul Hasan Asy-Syadzili Al-Hasani. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili adalah pendiri Tarekat Syadziliyah. Nasab atau garis keturunan Abul Hasan Asy-Syadzili bersambung sampai dengan Rasulullah SAW. Fiqih Shalat 1035 Aqidah 842 Fiqih Thoharoh 595
Doaadalah senjata orang-orang beriman," kata Gus Mus. "Saya pada kesempatan ini", kata Gus Mus, "akan membaca doa luar biasa karya pendiri tarekat Syaziliyah, Syekh Abul Hasan Asy Syadzili." Gus Mus kemudian membaca sejumlah bait hizib Syazili yang mengandung rima-rima yang munasabah dengan penghancuran para penganiaya.
parapengamal tarekat syadziliyah yang didirikan oleh syekh abul hasan asy-syadzili ini mempelajari berbagai hizib, paling tidak idealnya, melalui pengajaran (talkin) yang diberikan oleh seorang guru yang berwewenang dan dapat memelihara hubungan tertentu dengan guru tersebut, walaupun sama sekali hampir tidak merasakan dirinya sebagai seorang
perbedaan proses pasca panen antara metode honey dan natural adalah. Khusyuk merupakan sunah yang paling penting ketika mengerjakan salat. Dengan salat yang khusyuk, besar kemungkinan pahala yang akan kita dapatkan juga semakin besar. Adapun khusyuk adalah menghadapkan badan, hati, dan pikiran kepada Allah Swt serta membuang jauh-jauh perkara yang kerap mengganggunya. Perkara yang dimaksud yaitu apapun yang bisa membuyarkan fokus termasuk hal-hal yang berkaitan dengan akhirat. Oleh sebab itu, para ulama sepakat bahwa khusyuk bukanlah kewajiban dalam salat melainkan suatu kesunahan. Sebab, mustahil bagi seseorang yang ketika salat benar-benar tidak ada yang terbersit sesuatu di hati maupun pikirannya. baca juga Kisah Kekaguman Orang Kafir terhadap Salat Abu Bakar Kisah Abbad bin Bisyr, Sahabat Nabi yang Tetap Lanjutkan Salat Meski Dihujani Anak Panah Prof Nasaruddin Umar Khusyuk itu Ada Kemistri dengan Allah SWT Meski demikian, ada suatu doa yang bisa dipanjatkan agar seseorang dapat khusyuk dalam salatnya. Lafal doa tersebut adalah ISTIMEWA Allahumma inni auzubika min ilmin la yanfa' wa min qalbin la yakhsya' wa min amalin la yurfa' wa min nafsin la tasyba', wa min du'ain la yustajabu lahu. Artinya "Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, amal yang tidak terangkat, nafsu yang tidak pernah puas dan doa yang tidak dikabulkan." HR. Muslim dari Zaid bin Arqom ra Sementara untuk doa yang lebih panjang dan lengkap adalah sebagai berikut ISTIMEWA Allahumma inni a'uzubika min 'ilmin la yanfa'u wa min qolbin la yakhsya'u wa min nafsin la tasyba’u wa min 'amalin la yutaqobbalu wa min du’aain la yusma’u . Ilahana zalamna anfusana faqad amartana fatarakna wa nahaitana fartakabna fala yasa’una illa afwuka. Allahumma taqabbal a’malana wa tammin taqshirana wamnahnal khasyyata wal khusyu’. Wa shallallahu ala sayyidina muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa sallam. Artinya “Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak kenyang puas, dari amal yang tidak diterima dan dari doa yang tidak dikabulkan. Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, Engkau memerintahkan kami berbuat tetapi kami tidak mengerjakannya, Engkau melarang kami, tetap larangan-Mu kami abaikan, sehingga tidak ada yang kami harapkan kecuali ampunan-Mu. Ya Allah, terimalah amal perbuatan kami dan sempurnakanlah apa yang kurang dari kami serta anugerahilah kami rasa takut dan khusyuk terhadap-Mu. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan juga kepada keluarga dan sahabatnya. Semoga Allah juga memberikan keselamatan kepada mereka.” Begitulah doa yang bisa kita panjatkan sebagai usaha untuk meraih kekhusyukan dalam ibadah. Semoga bermanfaat. Wallahu a'lam.[]
Home Tausyiah Kamis, 12 Mei 2022 - 2317 WIBloading... Umat muslim diperintahkan berdoa kepada Allah memohon kebaikan sebelum memulai aktivitas pada pagi hari. Foto ilustrasi/Ist A A A Kebanyakan manusia mengandalkan urusannya kepada dirinya, kepintarannya dan amal perbuatannya. Lupa bahwa dunia dan seisinya ada dalam genggaman Allah 'Azza wa Jalla. Karena itu, umat muslim diperintahkan untuk tawakkal berserah diri penuh kepada Allah. Berikut doa tawakkal Imam Abu Al-Hasan Asy-Syadzili wafat 656 H yang dapat kita amalkan sebelum memulai aktivitas di pagi hari. Doa Imam Abul Hasan Asy-Syadzili ini disebutkan dalam Kitab Syarh Al-Hikam. Imam Abul Hasan Syadzili, ulama pendiri tarekat Syadziliyyah dan seorang wali agung yang namanya selalu disandingkan dengan Syekh Abdul Qadir Al-Jilani. Hal ini dikarenakan keduanya memiliki derajat kewalian yang sama. Berikut Doanyaاَللَّهُمَّ اِنَّ الأَمْرَ عِنْدَكَ وَهُوَ مَحْجُوْبٌ عَنِّىْ وَلاَ اَعْلَمُ َمْرًا اَخْتَارُهُ لِنَفْسِىْ فَكُنْ اَنْتَ الْمُخْتَارُ لِى وَاحْمِلْنِىْ فِى اَجْمَلِ الأُمُوْرِعِنْدَكَ وَاحْمَدِهَا عَاقِبَةً فِى الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالأَخِرَةِ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌAllohumma innal-amro 'indaka wa Huwa mahjuubun 'annii walaa a'lamu Amron akhtaa-ruhu linafsii fakun antal-mukhtaarulii, wah-milnii fii-ajmalil umuuri 'indaka wahmadihaa 'Aa-qibatan fiddiini waddun-ya wal Aakhiroh, innaka 'Alaa kulli Syai'in "Ya Allah, sungguh segala sesuatu ada di tangan-Mu, dan tertutup dari padaku, dan aku tidak mengetahui apa yang harus aku pilih untuk diriku, maka pilihkanlah apa yang baik bagiku, dan bawalah aku dalam hal yang amat baik serta terpuji akibatnya dalam agama, dunia dan akhirat, sesungguhnnya Engkau berkuasa atas segalasesuatu."Baca Juga Doa yang Diajarkan Nabi Agar Tetap Tawakkalrhs tawakkal kumpulan doa doa imam abul hasan asysyadzili berdoa Artikel Terkini More 28 menit yang lalu 37 menit yang lalu 58 menit yang lalu 1 jam yang lalu 3 jam yang lalu 4 jam yang lalu
Foto Republika/mgrol101 Waktu Lailatul Qadar Menurut Syekh Abul Hasan As-Syadzili. Foto Ilustrasi Lailatul Qadar... Syekh Abul Hasan As-Syadzili menjelaskan waktu lailatul qadar. malam Lailatul Qadar merupakan dambaan setiap orang Islam yang berpuasa. Nabi Muhammad SAW bersabda Lailatur Qadar ada di sepuluh terakhir Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” HR Bukhari dan Muslim. Al Imam Al-Quthubbul Ghauts Sayyidi Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili dalam kitab kumpulan Doa-Doa Ramadhan menyampaikan tanggal ganjil yang selalu terjadi Malam Lailatur Qadar. Kata Imam Syadzili jika puasa Ramadhan pertama jatuh hari Ahad maka malam Lailatur Qadarnya terjadi pada tanggal 29. Jika awal puasa Ramadhan pada hari Senin, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 21. Dan jika awal puasa pada hari Selasa, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 27. Dan jika awal puasanya hari Rabu, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 19. Dan jika awal puasanya hari Kamis, Malam Lailatul Qadarnya di tanggal 25. Dan jika awal puasanya di hari Jumat, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 17. Dan jika awal puasanya hari Sabtu, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 23. Syekh Abu Hasan Syadzili menyarankan, siapa saja orangnya yang mengaku beriman kepada Allah SWT dan ingin mendapat Malam Lailatul Qadar maka perbanyak lah membaca Istigfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil, atau membaca lafaz dzikir, dan shalawat. Dan selain itu Syekh Abul Hasan As-Syadzili menyarankan agar kita memperbanyak membaca doa-doa yang disenangi. Doa-doa yang dipanjatkan itu ditujukan kepada ahli keluarga yang masih hidup dan yang sudah meninggal. Baca juga Ini Tanda-Tanda Lailatul Qadar, Malam Seribu Bulan Selain banyak membaca dzikir, doa, dan shawalat, Syekh Abul Hasan juga menyarankan kita memperbanyak sedekah, dan menjaga dari perbuatan maksiat. Sekuat tenaga menjaga shalat berjamaah, mulai dari sahalat Magrib, Isya, dan Subuh. Dan memperbanyak doa Allahumma innaka afuwwun jarim tuhibbul afwa fa'fu Anna, La ilaha illallah alimul karim, subhanallah sama samawati sabi wa rabbil arsiladzim. Pengasuh Pesantren Baitul Ibad Jakarta KH Fakhrudin Al Bantani dalam terjemaahan kitab Hizib Nashor memebarkan karomah Syekh Abul Hasan As-Syadzili yang tidak pernah putus melihat atau menjumpai lailatul qadar semenjak usia baligh hingga wafatnya. "Doa beliau Mustajab dikabulkan oleh Allah," katanya. Beliau juga, kata KH Fakhruddin tidak pernah terhalang sekejap mata pun dari Rasulullah SAW selama 40 tahun. Artinya beliau selalu berjumpa dengan Rasulullah selama 40 tahun. Syekh Abul Abbas al-Mursi ra berkata, apabila Allah SWT menurunkan bala atau bencana yang bersifat umum maka pengikut thoriqoh syadziliyah akan selamat dari bencana tersebut sebab karomah tuan Syekh Abul Hasan As-Syadzili. "Apabila beliau mengasuh atau mengajar murid-muridnya sebentar saja, sudah akan terbuka hijab bagi murid," katanya. Rasulullah SAW memberikan izin bagi orang yang berdoa kepada Allah SWT dengan bertawasul kepada Syekh Abul Hasan Asy syadzili. Tag lailatul qadar waktu lailatul qadar kapan lailatul qadar ramadhan keutamaan malam lailatul qadar Berita Lainnya
Foto Foto MgRol_93 Waktu Ganjil Lailatul Qadar Versi Abu Hasan Asy Syadzili. Foto Ilustrasi Malam Lailatul... Abu Hasan Asy Syadzili menerangkan waktu ganjil lailatul qadar. JAKARTA-Mendapat malam Lailatul Qadar merupakan dambaan setiap orang Islam yang berpuasa. Nabi Muhammad SAW bersabda Lailatur Qadar ada di sepuluh terakhir SAW bersabda, “Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya.” HR Bukhari dan Muslim. Al Imam Al-Quthubbul Ghauts Sayyidi Syekh Abu Hasan Asy-Syadzili dalam kitab kumpulan Doa-Doa Ramadhan menyampaikan tanggal ganjil yang selalu terjadi malam Lailatur Qadar. Kata Imam Syadzili jika puasa Ramadhan pertama jatuh hari Ahad maka malam Lailatur Qadarnya terjadi pada tanggal 29. Jika awal puasa Ramadhan pada hari Senin, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 21. Dan jika awal puasa pada hari Selasa, maka malam Lailatur Qadarnya di tanggal 27. Dan jika awal puasanya hari Rabu, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 19. Dan jika awal puasanya hari Kamis, Malam Lailatul Qadarnya di tanggal 25Dan jika awal puasanya di hari Jumat, malam Lailatul Qadarnya di tanggal 17. Dan jika awal puasanya hari Sabtu, malam Lailatul Qadarnya di tangtal 23. Syekh Abu Hasan Syadzili menyarankan, siapa saja orangnya yang mengaku beriman kepada Allah SWT dan ingin mendapat Malam Lailatul Qadar maka perbanyak lah membaca Istigfar, Tasbih, Tahmid, Tahlil, atau membaca lafaz dzikir, dan selain itu Syekh Abul Hasan As-Syadzili menyarankan agar kita memperbanyak membaca doa-doa yang disenangi. Doa-doa yang dipanjatkan itu ditujukan kepada ahli keluarga yang masih hidup dan yang sudah banyak membaca dzikir, doa, dan shawalat, Syekh Abul Hasan juga menyarankan kita memperbanyak sedekah, dan menjaga dari perbuatan maksiat. Sekuat tenaga menjaga shalat berjamaah, mulai dari sahalat Magrib, Isya, dan Subuh. Dan memperbanyak doa Allahumma innaka afuwwun jarim tuhibbul afwa fa'fu Anna, La ilaha illallah alimul karim, subhanallah sama samawati sabi wa rabbil Pesantren Baitul Ibad Jakarta KH Fakhrudin Al Bantani dalam terjemaahan kitab Hizib Nashor memebarkan karomah Syekh Abul Hasan As-Syadzili yang tidak pernah putus melihat atau menjumpai lailatul qadar semenjak usia baligh hingga wafatnya. "Doa beliau Mustajab dikabulkan oleh Allah," juga kata KH Fakhuruddin tidak pernah terhalang sekejap mata pun dari Rasulullah SAW selama 40 tahun. Artinya beliau selalu berjumpa dengan Rasulullah selama 40 Abul Abbas al-Mursi ra berkata, apabila Allah SWT menurunkan bala atau bencana yang bersifat umum maka pengikut thoriqoh syadziliyah akan selamat dari bencana tersebut sebab karomah tuan Syekh Abul Hasan As-Syadzili. "Apabila beliau mengasuh atau mengajar murid-muridnya sebentar saja, sudah akan terbuka hijab bagi murid," SAW memberikan izin bagi orang yang berdoa kepada Allah SWT dengan bertawasul kepada Syekh Abul Hasan Asy syadzili. Tag lailatul qadar syekh abu hasan asy syadzili malam lailatul qadar ramadhan Berita Lainnya
Domingo de Ramos e da Paixão do Senhor Lc 19,28-40 para ouvir o Evangelho e seu comentário Jesus entra na cidade de Jerusalém. O que seria uma simples caravana de galileus peregrinando a Jerusalém para a celebração da Páscoa, se transformou em uma entrada alegre e festiva. Não é uma entrada triunfal, mas uma entrada reveladora. Ela revela quem é Jesus! Ele é o filho de Davi. Ele é o Bendito que vem em nome do Senhor! Ele é o rei Messias! Jesus é recebido com rei messiânico! E Jesus aceita essa aclamação, mas salienta no seu modo de agir e se comportar que é um rei pacífico. Ele não se apresenta com um aparato militar, não é acompanhado de cortesãos, não se cerca de serviçais. Ele vem montado num jumentinho e se apresenta desarmado e humilde. Ele não vem para conquistar pelas armas, mas deseja conquistar os corações. Nesse sentido ele é rei, e é isso que a entrada em Jerusalém revela de Jesus. Os ramos que levamos para a celebração de hoje possam exprimir que fomos conquistados por Jesus. Hoje também nós entramos no mistério do Senhor crucificado, morto, sepultado e ressuscitado. Entrar no mistério do Senhor consiste em padecermos com Ele para com Ele ressuscitar. É passar da morte para a vida, do pecado para a graça, do homem velho para o homem novo em comunhão com Jesus Cristo. Ouvimos o relato da Paixão e morte de Jesus não como simples recordação. Não se trata somente de um relato. Trata-se de entrar com Jesus nos eventos da sua paixão, morte e ressurreição. A liturgia de hoje nos põe diante da seguinte alternativa “Hosana ao Filho de Davi” ou “Crucifica-o”. São dois evangelhos no início da procissão de ramos o povo aclamou “hosana ao Filho de Davi”; no relato da paixão vemos a multidão pedir “Crucifica-o”. Cabe a nós escolhermos com que atitude nós queremos entrar na história da Paixão de Cristo com a atitude do povo que aclamou hosana, com o gesto do Cirineu que se coloca ao lado de Jesus para ajuda-lo a carregar a cruz, com o pranto da mulheres que choram por Jesus, com a fé do centurião que bate no peito, com o arrependimento do bom ladrão, com a fidelidade de Maria que permanece ao pé da cruz? Ou podemos entrar no mistério da Paixão do Senhor com o gesto da traição de Judas e de Pedro, com a omissão de Pilatos que lavou as mãos, com a curiosidade dos que olham tudo de longe, com o escárnio e a zombaria dos que torturam Jesus, com o insulto do malfeitor crucificado ao lado e que desafia Jesus a se salvar? Como você deseja entrar no mistério da Paixão e Morte do Senhor? A Paixão de Jesus não é um relato do passado. Jesus continua na prisão, continua atado à coluna, sendo torturado e ofendido, está ainda sofrendo processo injusto, sendo preterido ao criminoso; Jesus continua no sepulcro lacrado por uma pesada pedra, porque naqueles que continuam sofrendo, Jesus continua sofrendo. Enquanto durar o sofrimento da humanidade, principalmente dos mais pobres, enquanto subsistir a dor e o pecado no mundo, Jesus está ainda misteriosamente no sepulcro; não ressuscitou ainda totalmente. Mais uma vez somos colocados diante da pergunta como você vai entrar no mistério da Paixão de Jesus que continua sofrendo e morrendo nos sofredores deste mundo? Toda a nossa vida deve ser, em certo sentido, uma semana santa. Como vamos vivê-la? Possamos viver a grande semana da santa da vida com Jesus, como Jesus, e como tantos outros bons Cirineus, como Maria, como o Centurião Romano, como o bom ladrão! Por Dom Julio Endi Akamine SAC Veja mais em Biografia / Agenda do Arcebispo / Palavra do Pastor / Youtube / Redes Sociais
doa syekh abul hasan asy syadzili