Iadigantikan juniornya, lulusan Akmil 1997, Andriyanto, yang sebelumnya menjabat Kasbrigif 21/Komodo Kodam IX Udayana. Pada kesempatan yang sama juga digelar sertijab Kaajendam Kodam XIV Hasanuddin. Sebelumnya Kolonel Caj Tedjo Ashari dimutasi menjabat Kaajendam Diponegoro digantikan wakilnya Letkol Caj Cecep Komaruddin Yusuf. Bermulapada tahun 1997, AU Pakistan yang membeli F-16 dari Amerika sebanyak beberapa pesawat yang jumlahnya kurang tahu pasti. Namun, ketika 9 F-16 dari total pemesanan Pakistan ini sudah selesai dan tinggal pengiriman, Amerika memberlakukan embargo terhadap Pakistan terkait dengan isu Nuklir Pakistan . Mungkin dikarenakan teknologi yang SININews Februari 25, 2018 Tidak ada komentar. PRABUMULIH - Polsek Cambai Kota Prabumulih pimpinan Ipda Gharasa Zahra Zahira S. Trk berhasil melakukan ungkap kasus pencurian / jambret terhadap korban seorang perempuan yang bekerja sebagai honorer Pemkot Prabumulih yang bernama Apriliani Eka (25 tahun) warga jalan Gagak Kelurahan Sukajadi DimasaJabatannya Wali Nagari Tanjung Gadang, Kabupaten Sijunjung Beliau Regenerasi Semua Perangkat Nagari Muda Minimal Tamatan SLTA/Sederajat. Prestasi Empat UPT Yang Berhasil Menerima Penghargaan Dalam Berbagai Kategori Dari KPPN Sijunjung. Kebakaran Hebat di Koto Mudiak Nagari Durian Gadang, Sijunjung. KomandanKorem tipe A, yang paling senior abituren Akmil 1987. Termuda Akmil 1994. Dengan pangkat barunya, Brigjen Tri Budi Utomo sekaligus melampaui dua lulusan terbaik Akmil 1994. Peraih Adhi Makayasa Akmil 1994, Kolonel (Zeni) Sapto Widhi Nugroho. Kini menjabat Komandan Pusat Pendidikan (Danpusdik) Zeni. perbedaan proses pasca panen antara metode honey dan natural adalah. Mantan ajudan Presiden Jokowi, Kolonel Inf Rudy Saladin MA memperoleh promosi brigjen sebagai Komandan Korem 061/Suryakancana, Bogor. Rudy pun menjadi alumni Akmil 1997 pertama yang memperoleh pangkat jendral bintang satu. Karier Rudy Saladin memang istimewa. Ia meraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama sekaligus saat lulus Akmil 1997. Kariernya langsung meroket begitu menjabat ajudan Presiden Jokowi tahun 2019-2021. Simak –> Daftar Ajudan Presiden Jokowi dari Masa ke Masa, Kini Alumni 1998 Brigjen TNI Rudy Saladin menggantikan Brigjen TNI Achmad Fauzi yang dimutasi sebagai Dirjianbang Seskoad. Brigjen TNI Rudy Saladin, MA lahir 17 September 1975 46 tahun. Sebelum menjadi Korem 061/Suryakancana, Bogor, Rudy menjabat Komandan Korem 074/Warastratama. Rudy lahir di Ujung Pandang, Sulawesi Selatan dan memiliki istri bernama Chrisma Virawanti, Riwayat Pendidikan • SMA Taruna Nusantara 1994 • Akademi Militer 1997 • Sekolah Staf dan Komandan Angkatan Darat di US Army Command and General Staff College Fort Leavenworth, Amerika Serikat • Advanced Infantry Officers Course sekolah lanjutan perwira i SAFTI Singapura tahun 2003 • S-2 Hubungan Internasional di Webster University St. Louis, Missouri, Amerika Serikat Riwayat Jabatan • Danton Yonif Linud 328/Dirgahayu • Danki Yonif Linud 328/Dirgahayu • Perwira Staf Operasi • Kasi Brigif Linud 17/Kujang I • Wadan Yonif Linud 330/Tri Dharma • Pabandya Ops Kodam VI/Mulawarman • Danyonif 613/Raja Alam • Dandim 1008/Tanjung Tabalong • Waaspers Kasdivif 1/Kostrad • Sespri Kasad • Danbrigif 6/Trisakti Baladaya 2017—2018 • Asops Kodam VI/Mulawarman 2018—2019 • Ajudan Presiden RI 2019—2021 • Komandan Korem 074/Warastratama 2021 – 2022 • Komandan Korem 061/Suryakancana 2022-sekarang Lihat Juga Kolonel Inf Rudy Saladin, Terbaik 1997 dan Kini Danrem Warastratama Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menjadi lulusan terbaik Akademi Militer adalah impian setiap siswa menjadi lulusan terbaik akan dapat menjadi nilai tambah dan memuluskan untuk karir Militer di masa ternyata menjadi lulusan terbaik Akademi Militer tidak menjadi jaminan karir militer seseorang akan berjalan mulus dan lancar sedikit saja dari lulusan terbaik Akademi Militer yang karirnya cemerlang dan mencapai pangkat Jenderal lulusan terbaik Akmil yang mencapai pangkat Jenderal itu adalah Budiman mantan Kasad, Moeldoko mantan Panglima satu lulusan terbaik Akmil yang tidak beruntung dan karir militernya tidak berjalan mulus itu adalah Barli Setiawan lulusan terbaik Akmil gelar Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama ini masih Berpangkat Kolonel yang sejak 8 Juni 2020 mengemban amanat menjabat Irutben It Pussenif Kodiklatad. Berapa rekan seangkatannya sudah tembus bintang Abdulrachman Susianto yang saat ini menjabat Inspektur Jenderal TNI Angkatan Arief Indratmoko,yang sejak tanggal 25 Mei 2021 mengemban amanat sebagai Komandan Pusat Teritorial Angkatan Rahman menjabat sebagai Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri TNI Angkatan Darat. Berapa rekan lainnya seangkatannya juga sudah menyandang pangkat Bintang dua dan Bintang saja Pangdam Sriwijaya Agus Suhardi dan yang sempat viral Junior pangkat Kolonel . Barli Setiawan sudah dilompati jauh adik kelasnya lulusan Akmil 1994 yang sudah menyandang Bintang TNI Tri Budi Utomo yang menjabat Komandan semua lulusan dari Akademi Militer itu bisa mencapai pangkat Jenderal atau minumum tembus Brigjen yang sudah mencapai Perwira ada pameo dalam dunia Militer yang mengatakan pangkat tertinggi lulusan Akmil itu sebenarnya adalah mencapai pangkat Brigadir Jenderal Keatas tidak cukup hanya dengan kecakapan dan karir yang X dan keberuntungan dan kedekatan dengan penguasa juga turut menentukan kemulusan karir seseorang lulusan Akmil mencapai pangkat lihat saja nanti apakah lulusan terbaik Akmil 1988 Barli Setiawan ini nantinya bisa tembus bintang satu atau karirnya hanya mentok sampai Kolonel saja. Lihat Worklife Selengkapnya - Perjalanan karier Kolonel Infanteri Priyanto turut disorot menyusul keterlibatan dirinya dalam kasus pembuangan jasad sepasang remaja yang menjadi korban kecelakaan di wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ke Sungai Serayu di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu 8/12/2021. Lulus dari Akademi Militer Akmil pada tahun 1994, Kolonel Priyanto dipercaya sebagai Komandan Kodim Dandim Gunungkidul, DIY, di bawah satuan Kodam IV/Diponegoro yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah, pada tahun 2015 hingga 2016. Kemudian, ia dipromosikan sebagai Inspektur Utama Umum Inspektorat Kodam IV/Diponegoro pada April 2019, dan pangkatnya pun naik dari letnan kolonel menjadi kolonel. Terakhir sebelum kasus ini mencuat, Kolonel Priyanto menjabat sebagai Kepala Seksi Intel Komando Resor Militer Korem 133/Nani Wartabone, Gorontalo, di bawah Kodam XIII/Merdeka, kini, seluruh pangkat dan jabatan Kolonel Priyanto ibarat selembar kertas yang disodorkan ke perapian. Ia kini sudah ditahan, dan sedang menjalani proses hukum. Kolonel Priyanto ditangkap pada 23 Desember 2021 di tempatnya berdinas sebagai Kepala Seksi Intel di Korem 133/Nani Wartabone di Gorontalo. Dia kemudian ditahan di Pomdam XIII/Merdeka, Manado. Perkara kasus Kolonel Inf Priyanto kini telah dilimpahkan ke Pusat Polisi Militer AD di Jakarta. Hal itu karena Kolonel Priyanto berstatus sebagai perwira Kapuspen TNI Mayjen Prantara Santosa, Kolonel Priyanto dan dua anggota TNI berpangkat kopral dua itu tengah menjalani proses Polresta Bandung melimpahkan penyidikan pada Rabu 22/12/2021 dalam insiden kecelakaan lalu lintas di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung pada Rabu 8/12/2021, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa telah memerintahkan penyidik TNI dan TNI AD serta Oditur Jenderal TNI untuk melakukan proses menyebutkan, ketiga oknum TNI AD itu melanggar UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, antara lain Pasal 310 ancaman pidana penjara maksimal 6 tahun dan Pasal 312 ancaman pidana penjara maksimal 3 tahun.Selain itu, tiga anggota TNI AD itu juga melanggar KUHP Pasal 181 ancaman pidana penjara maksimal 6 bulan, Pasal 359 ancaman pidana penjara maksimal 5 tahun, Pasal 338 ancaman pidana penjara maksimal 15 tahun, Pasal 340 ancaman pidana penjara maksimal seumur hidup.Jenderal bintang dua ini menegaskan, selain akan lakukan penuntutan hukuman maksimal sesuai tindak pidana-nya, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa juga telah menginstruksikan Penyidik TNI dan TNI AD serta Oditur Jenderal TNI untuk memberikan hukuman tambahan."Hukuman tambahannya berupa pemecatan dari dinas militer kepada tiga oknum anggota TNI AD tersebut," kata diketahui, Kolonel Priyanto berada di dalam mobil jenis Isuzu Panther warna hitam bernomor pelat B 300 Q, bersama Kopral Dua Dwi Atmoko anggota Kodim Gunungkidul/Kodam Diponegoro, dan Kopral Dua Ahmad Sholeh anggota Kodim Demak/Kodam Diponegoro.Sehari sebelumnya, Kolonel Priyanto baru selesai mengikuti kegiatan evaluasi bidang intel dan pengamanan di tubuh TNI AD, yang berlangsung pada 6-7 Desember 2021 di mendapat izin dari atasannya untuk menegok keluarganya di Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY, Kolonel Priyanto pun berangkat bersama dua anggota TNI dengan pangkat yang lebih rendah bertiga menempuh jalur darat dari Jakarta menuju Yogyakarta. Rabu sore, saat berada di jalur lintas Nagreg-Limbangan, wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di dekat pom bensin Pandai, mobil mereka menabrak sepasang remaja bernama Handi Saputra 16 tahun dan Salsabila 14 tahun.KronologiKolonel Inf Priyanto semasa bertugas. Foto IstimewaPada 3 Desember 2021, lima hari sebelum kasus kecelakaan itu, Kolonel Inf Priyanto berada di Jakarta, mendapat perintah dari atasannya, yakni Komandan Korem 133/Nani Wartabone, untuk mengikuti kegiatan evaluasi bidang intel dan pengamanan di tubuh TNI AD, yang berlangsung pada 6-7 Desember mengikuti kegiatan itu, Priyanto kemudian meminta izin ke atasannya untuk menengok keluarganya di Jawa keesokan harinya, Rabu 8/12/2021, berangkatlah Priyanto melalui jalur darat, dengan mengendarai mobil jenis Isuzu Panther warna hitam bernomor pelat B 300 Q, bersama Kopral Dua DA anggota Kodim Gunungkidul/Kodam Diponegoro, dan Kopral Dua Ahmad anggota Kodim Demak/Kodam Diponegoro.Handi Saputra semasa hidup. Foto FacebookRabu sore, saat melintas di jalur lintas Nagreg-Limbangan, wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tepatnya di dekat pom bensin Pandai, mobil mereka menabrak sepasang remaja bernama Handi Saputra 16 tahun dan Salsabila 14 tahun.Kedua remaja itu tak sadarkan diri usai tertabrak. Priyanto, Kopda DA, dan Kopda Ahmad, lantas mengangkut jasad kedua remaja itu ke dalam mobil para warga yang mengerumuni, tiga oknum anggota TNI AD itu mengaku akan membawa dua remaja itu ke rumah sakit. Seraya menyampaikan itu, mereka melarang warga untuk ikut mengantarkan korban ke rumah itu menimbulkan kecurigaan warga, hingga akhirnya seorang warga memotret tiga oknum TNI itu diam-diam saat membopong korban ke dalam Saputra 16 dan Salsabila 14, sejoli remaja yang ditabrak dan dibuang ke sungai oleh 3 anggota TNI AD di Nagreg. Foto FacebookTernyata benar, di tengah jalan, sepasang kekasih itu dibuang ke aliran Sungai Serayu di Banyumas. Mereka baru ditemukan tiga hari kemudian, yakni pada Sabtu, 11 Desember Handi Saputra sendiri diduga kuat masih hidup saat tubuhnya dicampakkan ke sungai oleh tiga anggota TNI AD hasil pemeriksaan Biddokes Polda Jateng, ditemukan adanya saluran pernapasan dari paru-parunya saat ia dibuang."Hal ini menunjukkan saat dibuang dia Handi dalam keadaan hidup atau tidak sadar," kata Kepala Biddokkes Polda Jawa Tengah Kombes dr Sumy Hastry Purwanti, Kamis 23/12/2021."Jadi, laki-laki itu Handi meninggal dunia karena tenggelam dan bukan karena luka di kepalanya karena luka di kepala tidak mematikan," sambung dr Salsabila dibuang ke sungai dalam keadaan sudah Sembunyikan 'Bangkai'Kolonel Inf Priyanto semasa bertugas. Foto IstimewaSelepas menabrak dan membuang jasad sepasang remaja itu, Kolonel Priyanto masih sempat kembali ke Korem 133/Nani Wartabone, Gorontalo, tempatnya berdinas, pada Minggu 12/12/2021, dengan naik mendarat dengan selamat di Bandara jalaludin Gorontalo. Sampai di markasnya, ia sama sekali tidak menyampaikan peristiwa kecelakaan yang dialaminya di Nagreg kepada atasannya. Ia mencoba menyembunyikan "bangkai" itu alam menyingkap apa yang telah diperbuat Kolonel Priyanto dan dua teman seperjalanannya Handi dan Salsabila ditemukan warga di aliran Sungai Serayu di lokasi terpisah pada Sabtu, 11 Desember Handi ditemukan di wilayah Banyumas, sedangkan jasad Salsabila di wilayah dari Atas JembatanBelakangan terungkap, Kolonel Inf Priyanto diduga sebagai dalang perbuatan itu. Dialah yang diduga sebagai otak dari pembuangan jasad sepasang remaja tersebut dibeberkan oleh Kopda Andreas Dwi Atmoko, yang merupakan anggota Kodim 0730/Gunungkidul saat diperiksa secara intensif di Kodam IV/Diponegoro, Dwi Atmoko mengaku, setelah mobil mereka menabrak sejoli itu, ia sempat menyarankan kepada Kolonel Inf Priyanto, agar membawa sejoli itu ke rumah sakit atau minimal ke puskesmas tetapi, anjuran dari Kopda Dwi Atmoko diduga tidak diindahkan oleh Kolonel Priyanto. Dengan pangkat dan jabatannya yang jauh lebih tinggi, Kolonel Priyanto diduga menampik saran itu, dan sebaliknya ia pun mengajak dua bawahannya itu untuk membuang jasad sejoli remaja yang malang itu ke aliran Sungai Serayu di Cilacap, dalam perjalanan mereka menuju mereka membuang jasad kedua korban dari atas jembatan layaknya membuang sampah."Dibuang ke sungai Serayu dari atas jembatan," kata Kopda Dwi Atmoko dalam Kopda Dwi Atmoko, dalam proses membuang jasad sepasang remaja itu, dirinya dan Kolonel Priyanto menunggu dari luar mobil, sedangkan Kopda Ahmad Sholeh menyorongkan mayat dari dalam membuang jasad sejoli itu, Kolonel Priyanto, kata Kopda Dwi, meminta mereka untuk tutup mulut."Kolonel Inf Priyanto mengatakan agar kejadian itu jangan diceritakan kepada siapapun," ujar Kopda Dwi Kolonel Inf Priyanto sendiri diketahui berada di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY. Mereka bertiga tiba di rumah Kolonel Priyanto pada Kamis pagi 9/12/2021 sekitar pukul Dwi Atmoko dan Kopda Ahmad Sholeh hanya mampir sebentar, lalu mereka pulang ke rumah Menarik Lainnya Sandiaga Uno Ungkap Surat Cinta Istri 31 Tahun Lalu, Doa Jadi 'Pak Menteri' Terkabul Sandiaga Uno Temui Prabowo, Bahas Apa? Sandiaga Uno Sebut Edukasi dan Literasi Perlu Ditingkatkan Agar Siap Hadapi Bencana JAKARTA – Deretan pangkat di militer memang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya adalah perwira tinggi dengan pangkat jenderal. Seperti diketahui, lulusan Akademi militer Akmil pada 1997 sekarang ini rata-rata sudah mencapai pangkat kolonel. Namun, di antara mereka, ada yang telah menjadi perwira tinggi dengan pangkat jenderal. Jenderal TNI lulusan Akademi Militer tahun 1997 ini berhasil membuktikan kemampuannya yang luar biasa di TNI. Berikut tiga jenderal TNI lulusan Akmil 1997 dengan karier cemerlang 1. Brigjen Edwin Adrian Sumantha Pria kelahiran 23 Oktober 1975 ini mengawali karier militernya di kesatuan infanteri Korps Baret Merah atau Kopassus. Ia pernah dipercaya sebagai Pabandya Lid/Gal Sintel Kopassus, Danyon 31 Grup 3 Kopassus, Dandenpampri Presiden RI Paspamres. Pada 2017-2018, Edwin menempati posisi Dandim 0501/BS Jakarta Pusat Kodam Jaya, yang dilanjutkan dengan menjadi Ajudan Wakil Presiden RI 2018-2019. Berbagai Sumber/Rahmi Rizal/Litbang MPI BACA JUGA Brigidir Jenderal Edwin Adrian Sumantha adalah lulusan Akmil 1997 yang mendapatkan pangkat bintang satu pada Januari 2023. Hal ini berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/48/I/2023 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditetapkan Panglima TNI Yudo Margono pada 16 Januari 2023. 2. Brigjen TNI Rudy Saladin Brigadir Jenderal TNI Rudy Saladin merupakan alumni Akmil 1997 pertama yang menjadi perwira tinggi di TNI Angkatan Darat. Sejak lulus Akmil, Rudy Saladin telah menunjukkan prestasinya dengan menjadi lulusan terbaik di angkatannya. Ia pun memperoleh penghargaan Adhi Makayasa sekaligus Tri Sakti Wiratama. Follow Berita Okezone di Google News Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis tidak terlibat dalam materi konten ini.

akmil 1997 yang sudah kolonel