QuranTerjemah Perkata Surat Al-A'raf Ayat 57 lengkap disertai dengan Tafsir Ringkas Kemenag, Tafsir Lengkap Kemenag, Tafsir al-Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Quraish Shihab 57) Arti / Terjemahan: Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah
Bacaayat Al-Quran, Tafsir, dan Konten Islami Bahasa Indonesia Tajwid+surat+al+anbiya 41 Gunung 42 dalil+kitab+Al-Qur'an 43 Hadis+kitab+zabur 44 keledai 45 Al-Baqarah ayat 72 46 almaidah ayat 3 47 surat al lukman ayat 14 48 berbahagia 49 Surah Al ikhlas 50 ali imran 190 51 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 52 lalat 53 Ali Imran 9 54 Surat Al
Berdasarkanayat ini, seorang yang berdoa hendaknya tidak merasa ujub dengan dirinya, menempatkan dirinya melebihi kedudukannya, dan berdoa dengan hati yang lalai lagi lengah. Ini semua termasuk ihsan dalam berdoa, karena ihsan dalam beribadah berarti ia melakukannya dengan sunguh-sungguh dan melakukannya dengan sempurna.
Adapun arti surat Al Fatihah ayat 1-7 sebagai berikut: Ayat Pertama. Arab: بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. Latin: bismillāhir-raḥmānir-raḥīm
TafsirSurat Al-A’raf Ayat 55 (Terjemah Arti) Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 55 dengan text arab, latin dan artinya. Terdapat aneka ragam penjabaran dari berbagai ulama terhadap kandungan surat Al-A’raf ayat 55, misalnya sebagaimana tercantum: Berdo’alah (wahai kaum mukminin), kepada tuhan kalian, dengan keadaan penuh
perbedaan proses pasca panen antara metode honey dan natural adalah. Al-A'raf 74 ~ Quran Terjemah Perkata dan Tafsir Bahasa Indonesia وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ الاعراف ٧٤ wa-udh'kurūوَٱذْكُرُوٓا۟And rememberdan ingatlah kamuidhإِذْwhenketikajaʿalakumجَعَلَكُمْHe made youDia menjadikan kamukhulafāaخُلَفَآءَsuccessorspengganti-penggantiminمِنۢfromdaribaʿdiبَعْدِaftersesudahʿādinعَادٍAadkaum 'Adwabawwa-akumوَبَوَّأَكُمْand settled youdan Dia menempatkan kamufīفِىindil-arḍiٱلْأَرْضِthe earthbumitattakhidhūnaتَتَّخِذُونَYou takekamu dirikanminمِنfromdarisuhūlihāسُهُولِهَاits plainstanah datarnyaquṣūranقُصُورًاpalacesistana-istanawatanḥitūnaوَتَنْحِتُونَand you carve outdan kamu pahatl-jibālaٱلْجِبَالَthe mountainsgunung-gunungbuyūtanبُيُوتًاۖas homesrumah-rumahfa-udh'kurūفَٱذْكُرُوٓا۟So remembermaka ingatlah kamuālāaءَالَآءَthe Bountiesnikmat-nikmatl-lahiٱللَّهِof AllahAllahwalāوَلَاand do notdan jangantaʿthawتَعْثَوْا۟act wickedlykamu melampaui batasfīفِىindil-arḍiٱلْأَرْضِthe earthbumimuf'sidīnaمُفْسِدِينَspreading corruptionorang-orang yang membuat kerusakan Transliterasi Latin Ważkurū iż ja'alakum khulafā`a mim ba'di 'ādiw wa bawwa`akum fil-arḍi tattakhiżụna min suhụlihā quṣụraw wa tan-ḥitụnal-jibāla buyụtā, fażkurū ālā`allāhi wa lā ta'ṡau fil-arḍi mufsidīn QS. 774 Arti / Terjemahan Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti yang berkuasa sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. QS. Al-A'raf ayat 74 Tafsir Ringkas KemenagKementrian Agama RI Kaum Samud juga diingatkan dengan nikmat-nikmat Allah agar mereka patuh dan taat kepada-Nya. Dan ingatlah nikmat-nikmat dan kebaikan Allah kepadamu ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah yang berkuasa setelah kebinasaan kaum 'Ad dan menempatkan kamu di tempat yang memudahkan kamu melakukan aktivitas di bumi, yakni di Negeri Hijr, daerah yang strategis untuk tempat tinggal. Di tempat yang datar yakni di daratan rendahnya, kamu dirikan istana-istana, bangunan yang besar, luas, dan indah sebagai tempat tinggal ketika musim panas. Dan di dataran tinggi, bukit-bukit, dan bebatuannya kamu pahat dan lubangi sehingga menjadi rumah-rumah untuk kamu diami pada musim dingin. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah, yang telah diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur, dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi dengan mempersekutukan Allah, berbuat maksiat, dan mengabaikan dakwah Lengkap KemenagKementrian Agama RI Sesudah Nabi Saleh mengajak kaumnya menyembah Allah dan menasihati mereka agar berbuat baik kepada unta itu, mulailah Nabi Saleh mengingatkan mereka kepada nikmat-nikmat Allah yang mereka peroleh antara lain mereka diberi kekuasaan dan kekuatan untuk memakmurkan bumi ini sebagai pengganti kaum 'Ad. Mereka diberi oleh Allah kecakapan dan kesanggupan membuat istana-istana dan pengetahuan membuat bahan-bahan bangunan seperti batu bata, kapur, genteng dan keahlian serta ketabahan dalam memahat bukit-bukit dan gunung-gunung, untuk dijadikan rumah kediaman dan tempat tinggal mereka pada musim dingin. Menjadikan bukit dan gunung sebagai bungalow untuk menghindarkan bahaya hujan dan dingin. Mereka baru keluar dari bukit itu pada musim-musim lain untuk bertani dan pekerjaan-pekerjaan yang lain. Nabi Saleh menyeru mereka agar mengingat nikmat-nikmat Allah tersebut agar mereka bersyukur kepada-Nya, dengan hanya menyembah kepada-Nya dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang merusak di atas bumi ini antara lain perbuatan yang tidak diridai oleh Allah berupa kekufuran, kemusyrikan dan al-JalalainJalaluddin al-Mahalli dan Jalaluddin as-Suyuthi Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti di bumi ini sesudah kaum Ad dan memberikan tempat bagimu yakni menempatkan kamu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di atas tanah-tanah yang datar sebagai tempat tinggalmu di musim panas dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah yang kamu tempati di musim dingin, dinashabkannya lafal buyuutan menjadi hal dari lafal yang tersimpan maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. Tafsir Ibnu KatsirIsmail bin Umar Al-Quraisyi bin Katsir Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab Quraish ShihabMuhammad Quraish Shihab Ingatlah ketika Allah menjadikan kalian pewaris-pewaris negeri 'Ad. Dia menurunkan kalian di sebuah negeri sebagai tempat tinggal yang indah. Tanah-tanahnya yang datar kalian jadikan istana-istana yang megah. Gunung-gunungnya kalian pahat untuk dijadikan rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah ketika Dia menempatkan kalian di negeri seperti itu. Janganlah kalian berlaku semena-mena di muka bumi ini dengan menjadi perusak.
وَهُوَ ٱلَّذِى يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرًا بَيۡنَ يَدَىۡ رَحۡمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابًا ثِقَالًا سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتَ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ وَهُوَ ٱلَّذِى يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرًا بَيۡنَ يَدَىۡ رَحۡمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابًا ثِقَالًا سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتَ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ فَأَنزَلۡنَا lalu Kami turunkan فَأَخۡرَجۡنَا maka Kami keluarkan ٱلثَّمَرَٰتِۚ buah-buahan كَذَٰلِكَ seperti demikianlah نُخۡرِجُ Kami keluarkan/bangkitkan ٱلۡمَوۡتَىٰ orang yang telah mati تَذَكَّرُونَ kamu mengambil pelajaran فَأَنزَلۡنَا lalu Kami turunkan فَأَخۡرَجۡنَا maka Kami keluarkan ٱلثَّمَرَٰتِۚ buah-buahan كَذَٰلِكَ seperti demikianlah نُخۡرِجُ Kami keluarkan/bangkitkan ٱلۡمَوۡتَىٰ orang yang telah mati تَذَكَّرُونَ kamu mengambil pelajaran Terjemahan Dialah yang mendatangkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului kedatangan rahmat-Nya hujan sehingga apabila angin itu telah memikul awan yang berat, Kami halau ia ke suatu negeri yang mati tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kamu selalu ingat. Tafsir Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya yakni terpencar-pencar sebelum datangnya hujan. Menurut suatu qiraat dibaca dengan takhfif, yaitu syin disukunkan; dan menurut qiraat lainnya dengan disukunkan syinnya kemudian memakai nun yang difatahkan sebagai mashdar. Menurut qiraat lainnya lagi dengan disukunkan syinnya kemudian didamahkan huruf sebelumnya sebagai pengganti dari nun, yakni mubsyiran. Bentuk tunggal dari yang pertama ialah nusyuurun seperti lafal rasuulun, sedangkan bentuk tunggal yang kedua ialah basyiirun sehingga apabila angin itu membawa maksudnya meniupkan mendung yang tebal yaitu hujan Kami halau mendung itu mega yang mengandung air hujan itu. Di dalam lafal ini terkandung makna iltifat `anil ghaibiyyah ke suatu daerah yang tandus daerah yang tidak ada tetumbuhannya guna menyuburkannya lalu Kami turunkan di daerah itu di kawasan tersebut hujan, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah cara pengeluaran itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati dari kuburan mereka dengan menghidupkan mereka kembali mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran kemudian kamu mau beriman. Topik
وَهُوَ ٱلَّذِي يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابٗا ثِقَالٗا سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٖ مَّيِّتٖ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ Wa Huwal lazee yursilur riyaaha bushram baina yadai rahmatihee hattaaa izaaa aqallat sahaaban siqaalan suqnaahu libaladim maiyitin fa annzalnaa bihil maaa’a fa akhrajnaa bihee minn kullis samaraat; kazaalika nukhrijul mawtaa la’allakum tazakkaroon English Translation Here you can read various translations of verse 57 And it is He who sends the winds as good tidings before His mercy until, when they have carried heavy rainclouds, We drive them to a dead land and We send down rain therein and bring forth thereby [some] of all the fruits. Thus will We bring forth the dead; perhaps you may be reminded. Yusuf AliIt is He Who sendeth the winds like heralds of glad tidings, going before His mercy when they have carried the heavy-laden clouds, We drive them to a land that is dead, make rain to descend thereon, and produce every kind of harvest therewith thus shall We raise up the dead perchance ye may remember. Abul Ala MaududiAnd it is He Who sends forth winds as glad tidings in advance of His Mercy, and when they have carried a heavy-laden cloud We drive it to a dead land, then We send down rain from it and bring forth therwith fruits of every kind. In this manner do We raise the dead that you may take heed. Muhsin KhanAnd it is He Who sends the winds as heralds of glad tidings, going before His Mercy rain. Till when they have carried a heavy-laden cloud, We drive it to a land that is dead, then We cause water rain to descend thereon. Then We produce every kind of fruit therewith. Similarly, We shall raise up the dead, so that you may remember or take heed. PickthallAnd He it is Who sendeth the winds as tidings heralding His mercy, till, when they bear a cloud heavy with rain, We lead it to a dead land, and then cause water to descend thereon and thereby bring forth fruits of every kind. Thus bring We forth the dead. Haply ye may remember. Dr. GhaliAnd He is The One Who sends the winds, bearing good tidings before Literally between the two hands of His mercy His mercy, till when they carry heavy clouds, We drive it the clouds to a dead land; then We therewith send down water; so We bring out therewith products of all kinds. Thus We will bring out the dead, that possibly you would be mindful. Abdel HaleemIt is God who sends the winds, bearing good news of His coming grace, and when they have gathered up the heavy clouds, We drive them to a dead land where We cause rain to fall, bringing out all kinds of crops, just as We shall bring out the dead. Will you not reflect? Muhammad Junagarhiاور وه ایسا ہے کہ اپنی باران رحمت سے پہلے ہواؤں کو بھیجتا ہے کہ وه خوش کر دیتی ہیں، یہاں تک کہ جب وه ہوائیں بھاری بادلوں کو اٹھا لیتی ہیں، تو ہم اس بادل کو کسی خشک سرزمین کی طرف ہانک لے جاتے ہیں، پھر اس بادل سے پانی برساتے ہیں پھر اس پانی سے ہر قسم کے پھل نکالتے ہیں۔ یوں ہی ہم مردوں کو نکال کھڑا کریں گے تاکہ تم سمجھو Quran 7 Verse 57 Explanation For those looking for commentary to help with the understanding of Surah Al-A’raf ayat 57, we’ve provided two Tafseer works below. The first is the tafseer of Abul Ala Maududi, the second is of Ibn Kathir. Ala-Maududi 757 And it is He Who sends forth winds as glad tidings in advance of His Mercy, and when they have carried a heavy-laden cloud We drive it to a dead land, then We send down rain from it and bring forth therwith fruits of every kind. In this manner do We raise the dead that you may take heed. There is no commentary by Abul Maududi available for this verse. Ibn-Kathir 57. And it is He Who sends the winds as heralds of glad tidings, going before His mercy rain. Till when they have carried a heavy-laden cloud, We drive it to a land that is dead, then We cause water rain to descend thereon. Then We produce every kind of fruit therewith. Similarly, We shall raise up the dead, so that you may remember or take heed. 58. The vegetation of a good land comes forth easily by the permission of its Lord; and that which is bad, brings forth nothing but a little with difficulty. Thus do We explain variously the Ayat for a people who give thanks. Among Allah’s Signs, He sends down the Rain and brings forth the Produce After Allah stated that He created the heavens and earth and that He is the Owner and Possessor of the affairs Who makes things subservient for mankind, He ordained that He be invoked in Du`a’, for He is able to do all things. Allah also stated that He is the Sustainer and He resurrects the dead on the Day of Resurrection. Here, Allah said that He sends the wind that spreads the clouds that are laden with rain. Allah said in another Ayah, ﴿وَمِنْ ءَايَـتِهِ أَن يُرْسِلَ الرِّيَـحَ مُبَشِّرَتٍ﴾ And among His signs is this, that He sends the winds with glad tidings ﴿3046﴾. Allah’s statement, ﴿بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِ﴾ going before His mercy means, before the rain. Allah also said; ﴿وَهُوَ الَّذِى يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِن بَعْدِ مَا قَنَطُواْ وَيَنشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِىُّ الْحَمِيدُ ﴾ And He it is Who sends down the rain after they have despaired, and spreads His mercy. And He is Al-Wali the Guardian, Al-Hamid the praiseworthy ﴿4228﴾ and, ﴿فَانظُرْ إِلَى ءَاثَـرِ رَحْمَةِ اللَّهِ كَيْفَ يُحْىِ الاٌّرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَآ إِنَّ ذَلِكَ لَمُحْىِ الْمَوْتَى وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ ﴾ Look then at the results of Allah’s mercy, how He revives the earth after its death. Verily, that ﴿is the one Who﴾ shall indeed raise the dead, and He is able to do all things ﴿3050﴾. Allah said next, ﴿حَتَّى إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالاً﴾ Till when they have carried a heavy-laden cloud when the wind carries clouds that are heavy with rain, and this is why these clouds are heavy, close to the earth, and their color is dark. Allah’s statement, ﴿سُقْنَـهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ﴾ We drive it to a land that is dead that is, a dry land that does not have any vegetation. This Ayah is similar to another Ayah, ﴿وَءَايَةٌ لَّهُمُ الاٌّرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَـهَا﴾ And a sign for them is the dead land. We give it life ﴿3633﴾. This is why Allah said here, ﴿فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِن كُلِّ الثَّمَرَتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى﴾ Then We produce every kind of fruit therewith. Similarly, We shall raise up the dead. meaning, just as We bring life to dead land, We shall raise up the dead on the Day of Resurrection, after they have disintegrated. Allah will send down rain from the sky and the rain will pour on the earth for forty days. The corpses will then be brought up in their graves, just as the seeds become grow in the ground on receiving rain. Allah often mentions this similarity in the Qur’an when He gives the example of what will happen on the Day of Resurrection, and bringing life to dead land, ﴿لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ﴾ so that you may remember or take heed. Allah’s statement, ﴿وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ﴾ The vegetation of a good land comes forth easily by the permission of its Lord; meaning, the good land produces its vegetation rapidly and proficiently. Allah said in another Ayah about Maryam, mother of `Isa, peace be upon him; ﴿وَأَنبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا﴾ He made her grow in a good manner. ﴿337﴾ The Ayah continues, ﴿وَالَّذِى خَبُثَ لاَ يَخْرُجُ إِلاَّ نَكِدًا﴾ and that which is bad, brings forth nothing but with difficulty. Mujahid, and others such as As-Sibakh, etc. also said this. Al-Bukhari recorded that Abu Musa said that the Messenger of Allah said, مَثَلُ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ مِنَ الْعِلْمِ وَالْهُدَى كَمَثَلِ الْغَيْثِ الْكَثِيرِ أَصَابَ أَرْضًا فَكَانَتْ مِنْهَا نَقِيَّةٌ قَبِلَتِ الْمَاءَ فَأَنْبَتَتِ الْكَلَأَ وَالْعُشْبَ الْكَثِيرَ وَكَانَتْ مِنْهَا أَجَادِبُ أَمْسَكَتِ الْمَاءَ فَنَفَعَ اللهُ بِهَا النَّاسَ فَشَرِبُوا وَسَقَوْا وَزَرَعُوا وَأَصَابَ مِنْهَا طَائِفَةً أُخْرَى إِنَّمَا هِيَ قِيعَانٌ لَا تُمْسِكُ مَاءً وَلَا تُنْبِتُ كَلَأً، فَذَلِكَ مَثَلُ مَنْ فَقُهَ فِي دِينِ اللهِ وَنَفَعَهُ مَا بَعَثَنِي اللهُ بِهِ فَعَلِمَ وَعَلَّمَ وَمَثَلُ مَنْ لَمْ يَرْفَعْ بِذَلِكَ رَأْسًا وَلَمْ يَقْبَلْ هُدَى اللهِ الَّذِي أُرْسِلْتُ بِه» The parable of the guidance and knowledge with which Allah has sent me is that of an abundant rain falling on a land, some of which was fertile soil that absorbed rain water and brought forth vegetation and grass in abundance. And another portion of it was hard and held the rain water; and Allah benefited the people with it, they utilized it for drinking, making their animals drink from it, and for irrigation of the land for cultivation. And a portion of it was barren which could neither hold the water nor bring forth vegetation. The first is the example of the person who comprehends Allah’s religion and gets benefit which Allah sent me with, by learnign and teaching others. The last example is that of a person who does not care for it and does not accept the guidance Allah sent me with. Quick navigation links
وَهُوَ ٱلَّذِى يُرْسِلُ ٱلرِّيَٰحَ بُشْرًۢا بَيْنَ يَدَىْ رَحْمَتِهِۦ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنزَلْنَا بِهِ ٱلْمَآءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ مِن كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ ٱلْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ Arab-Latin Wa huwallażī yursilur-riyāḥa busyram baina yadai raḥmatih, ḥattā iżā aqallat saḥāban ṡiqālan suqnāhu libaladim mayyitin fa anzalnā bihil-mā`a fa akhrajnā bihī ming kulliṡ-ṡamarāt, każālika nukhrijul-mautā la'allakum tażakkarụnArtinya Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya hujan; hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Al-A'raf 56 ✵ Al-A'raf 58 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangKandungan Penting Tentang Surat Al-A’raf Ayat 57 Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 57 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada pelbagai kandungan penting dari ayat ini. Terdokumentasi pelbagai penjabaran dari kalangan ahli tafsir terkait kandungan surat Al-A’raf ayat 57, antara lain seperti di bawah ini📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi ArabiaDan Allah , Dia lah yang telah mengirim angin-angin yang baik dengan membawa kabar gembira akan datangnya hujan yang ia sebarkan dengan izin Allah, sehingga makhluk-makhluk akan meresakan kegembiraan terhadap rahmat Allah, hingga apabila angin itu telah menghimpun awan yang sarat dengan air hujan, Allah menyiramnya dengan air hujan tersebut supaya bisa menghidupkan daerah yang tanahnya telah tandus dan telah mengering pepohonan dan tanaman-tanamannya, maka dengan itu, Allah menurunkan air hujan, dan Allah menumbuhkan dengan sebab hujan itu rerumputan, pepohonan, dan tanaman-tanaman. Setelah itu, pohon-pohon kembali dipenuhi oleh berbagai macam buah-buahan. Sebagiamana kami menghidupkan daerah yang telah mati dengan air hujan, Kami pun akan menghidupkan orang-orang mati dari kubur-kubur mereka dalam keadaan hidup-hidup setelah kehancuran mereka agar kalian dapat mengambil pelajaran dengan itu, dan selanjutnya kalian menjadikannya sebagai petunjuk terhadap keesaan Allah dan kekuasaanNya untuk membangkitkan jasad yang telah mati.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram57. Allah -Subḥānahu- adalah Rabb yang mengirimkan angin untuk memberi kabar gembira akan datangnya hujan. Sampai ketika angin itu membawa gumpalan awan pekat yang berisi air, maka Kami giring awan itu ke daerah yang gersang, lalu Kami turunkan air hujan di daerah tersebut. Kemudian dengan air itu Kami menumbuhkan segala macam buah-buahan. Dan sebagaimana Kami menumbuhkan buah-buahan itu, Kami akan mengeluarkan orang-orang yang mati dari dalam kuburnya dalam kondisi hidup. Kami melakukan hal itu dengan harapan agar kalian -wahai manusia- mengingat kekuasaan Allah dan keindahan ciptaan-Nya. Sesungguhnya Dia Mahakuasa untuk menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah57. Allah mengabarkan tentang karunia-Nya dalam menghidupkan bumi yang mati, sebagai bukti adanya hari kebangkitan. Dia mengirim angin sebagai pembawa kabar gembira akan datangnya hujan; hingga jetika angin itu telah mengumpulkan awan-awan mendung yang dipenuhi air, Kami menurunkannya ke tanah yang tandus yang tidak ada tanaman. Sehingga dengan keagungan dan kekuasaan Kami yang sempurna, Kami menurunkan hujan dari awan tersebut, lalu dengan air itu Kami tumbuhkan segala jenis buah-buahan. Sebagaimana Kami mengeluarkan buah-buahan dari tanah yang tandus, demikian pula Kami mengeluarkan dan menghidupkan orang-orang mati dari kubur mereka pada hari kebangkitan. Hal ini agar kalian mengingat kekuasaan Allah dan beriman kepada hari dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah57. وَهُوَ الَّذِى يُرْسِلُ الرِّيٰحَ Dan Dialah yang meniupkan angin Ayat ini mengandung penyebutan salah satu nikmat dari nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya serta sebagai bukti atas ke-Esaan-Nya dan ketetapan sifat ketuhanan-Nya. بُشْرًۢا sebagai pembawa berita gembira Yakni angin yang membawa berita gembira berupa hujan. حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung Yakni hingga ketika angin itu berhembus membawa awan yang berat karena mengandung air. سُقْنٰهُKami halau Yakni awan itu. لِبَلَدٍ مَّيِّتٍke suatu daerah yang tandus Yakni tanah gersang yang tidak ada tumbuhan padanya. فَأَنزَلْنَا بِهِ الْمَآءَlalu Kami turunkan hujan di daerah itu Yakni di tanah tersebut. فَأَخْرَجْنَا بِهِۦmaka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu Yakni dengan air hujan itu. مِن كُلِّ الثَّمَرٰتِ ۚ pelbagai macam buah-buahan Yakni dengan semua jenisnya. كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati Yakni sebagaimana dikeluarkannya buah-buahan dengan cara yang menakjubkan tersebut maka adakah sesuatu yang menghalangi Allah untuk mengeluarkan orang-orang mati dari kubur mereka. لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran Sehingga kalian mengetahui besarnya kekuasaan-Nya dan keluarbiasaan ciptaan-Nya, serta mengetahui bahwa Dia berkuasa untuk membangkitkan kalian.📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah57. Dialah Allah SWT yang mengutus angin kencang yang membawa kabar baik dan hujan deras, hingga apabila angin itu membawa awan yang penuh dengan air, Kami halau awan itu untuk menghidupkan tanah tandus yang tidak ada tanaman di dalamnya, lalu Kami turunkan air di negeri itu, lalu Kami tumbuhkan berbagai jenis buah. Sebagaimana menumbuhkan buah dan tanaman itu, Kami mengeluarkan orang-orang mati dari kuburan dalam keadaan hidup pada hari pembangkitan, supaya kalian merenung dan mempelajari kuasa Allah untuk membangkitkan dan atas segala sesuatu, serta supaya kalian beriman hanya kepada Allah, tiada sekutu bagiNya.📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahDialah yang mengutus angin sebagai kabar gembira} kabar gembira {yang mendahului kedatangan rahmatNya} mendahului hujan {sehingga apabila angin itu membawa} angin itu membawa {awan yang berat} yang mengandung air {Kami halau ia ke suatu negeri yang mati} negeri yang tandus, tiada tumbuhan di dalamnya {lalu Kami turunkan hujan di sana. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang mati agar kalian ingatMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H57 Allah menjelaskan salah satu bukti kuasaNya dan salah satu bentuk karuniaNYa. Dia berfirman ”dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum datang RahmatNya hujan” yakni angin yang membawa hujan, yang memicu hujan dari bumi dengan izin Allah maka makhluk bersuka cita dengan rahmat Allah dan hati mereka menjadi tenang sebelum ia turun. ”hingga apabila angin itu membawa awan mendung” sebagian darinya meniupnya lalu ia bertemu dengan angin yang lain, dan bersatu dengan angin yang lain lagi. ”kami halau ke suatu daerah yang tandus” hewan-hewannya hampir mati dan manusianya hampir berputus asa atas rahmat Allah “lalu kami turunkan” pada daerah yang tandus itu “hujan” yang deras dari awan itu. Allah mengirimkan angin yang mengucurkannya dan angin yang meratakannya dengan izin Allah. Lalu kami tumbuhkan dengannya tumbuhan-tumbuhan, maka mereka bersuka cita dengan rahmat Allah, dan menikmati kebaikan Allah. FirmanNYa ”seperti itulah kami membangkitkan orang-orang yang mati. mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” Yakni sebagaimana kami hidupkan bumi setelah ia mati dengan tumbuhan-tumbuhan, maka begitu pula kami mengeluarkan orang-orang mati dari kubur mereka setelah mereka sebelumnya adalah tulang-belulang yang tercecer. Ini adalah argument yang sangat jelas. karena diantara kedua perkara tersebut tidak ada perbedaan. orang yang mengingkari kebangkitan karena menurutnya mustahil, padahal ia melihat yang sama dengannya adalah orang yang sombong yang mengingkari hal-hal kongkrit. Ini mengandung dorongan untuk merenungkan dan memikirkan nimat-nikmat Allah dengan mata yang dapat mengambil pelajaran dan ibarah, bukan mata yang penuh dengan kelalaian dan kelengahan.📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, Al-A’raf ayat 57 Untuk dihidupkannya, di mana sebeumnya hewan-hewannya hampir binasa dan penduduknya hampir berputus asa dari rahmat Allah. Yakni sebagaimana Kami hidupkan tanah yang mati dengan ditumbuhnya pohon-pohon, seperti itulah Kami menghidupkan orang-orang yang telah mati dari kubur-kubur mereka setelah sebelumnya mereka sebagai tulang belulang. Hal ini adalah pendalilan yang jelas, karena tidak ada perbedaan antara kedua perkara tersebut. Oleh karena itu, orang yang mengingkari kebangkitan padahal ia melihat sesuatu yang semisalnya, sama saja orang yang memang keras kepala, dan sama saja mengingkari hal yang dapat dirasakan. Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk memikirkan nikmat-nikmat Allah, melihatnya dengan mengambil pelajaran, tidak dengan hati yang lalai dan kurang peduli. Sehingga kamu beriman.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 57Dialah Allah yang meniupkan dan menggerakkan angin sebagai kabar gembira, yakni tanda yang mendahului kedatangan rahmat-Nya, yaitu turunnya hujan, sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus yang telah rusak tanamannya karena ketiadaan air, lalu kami turunkan hujan lebat di daerah yang tandus itu hingga daerah tersebut menjadi subur. Kemudian kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan dan tanaman yang beragam warna dan rasanya. Seperti menumbuhkan tanah yang sudah mati menjadi subur itulah kami membangkitkan orang yang telah mati, mudahmudahan kamu, wahai manusia, mengambil pelajaran bahwa hari kebangkitan adalah benar adanya. Kemudian Allah memberikan perumpamaan dengan tanah baik dan subur serta tanah yang buruk dan tidak subur untuk menjelaskan sifat dan tabiat manusia. Orang yang baik sifatnya akan dapat menerima kebenaran, sementara orang yang buruk sifat dan tabiatnya tidak dapat menerima kebenaran. Dan jika hujan turun pada tanah yang baik, tanaman-tanamannya akan tumbuh subur dengan izin tuhan; dan adapun jika hujan turun pada tanah yang buruk, ia tidak akan dapat menumbuhkan tanaman yang baik melainkan hanya akan menumbuhkan tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kebesaran kami bagi orang-orang yang dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangDemikianlah bermacam penafsiran dari banyak mufassirin mengenai isi dan arti surat Al-A’raf ayat 57 arab-latin dan artinya, moga-moga menambah kebaikan bagi kita bersama. Bantulah usaha kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan Konten Sering Dicari Terdapat banyak konten yang sering dicari, seperti surat/ayat Al-Ma’idah 3, Az-Zumar 53, Al-Qari’ah, Yusuf, Al-Kahfi 1-10, An-Naziat. Ada pula An-Nashr, Bismillah, Al-Ashr, Al-Lahab, Quraisy, An-Nisa 59. Al-Ma’idah 3Az-Zumar 53Al-Qari’ahYusufAl-Kahfi 1-10An-NaziatAn-NashrBismillahAl-AshrAl-LahabQuraisyAn-Nisa 59 Pencarian al luqman ayat 14 latin, al qoriah ayat 5, imran ayat 190-191, ayat 11, surat 4 ayat 7 Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ الْاُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهٗ مَكْتُوْبًا عِنْدَهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ وَالْاِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهٰىهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبٰۤىِٕثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ اِصْرَهُمْ وَالْاَغْلٰلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْۗ فَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِهٖ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُوا النُّوْرَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ مَعَهٗٓ ۙاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ الاعراف ١٥٧Yaitu orang-orang yang terus menerus dengan penuh ketekunan mengikuti Rasul Nabi Muhammad, Nabi yang ummi, tidak pandai baca tulis, yang nama dan sifatnya mereka, para ulama Yahudi dan Nasrani, dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka hingga kini, walapun sebagian besar telah mereka hapus dan yang ada sekarang hanya secara tersirat. Di antara sifat Nabi Muhammad yang terdapat dalam Taurat dan Injil adalah dia yang menyuruh mereka berbuat yang makruf, sesuatu yang dikenal menurut agama, logika dan adat istiadat sebagai kebaikan, dan mencegah dari yang mungkar, sesuatu yang tertolak menurut agama dan logika serta adat istiadat. Dan selain itu, di antara tujuan kedatangan Nabi Muhammad adalah menghalalkan atas perintah Allah segala yang baik bagi mereka termasuk yang tadinya halal kemudian diharamkan sebagai sanksi atas mereka, seperti lemak Lihat Surah al-An'am/6 146. Dan mengharamkan, juga berdasar firman Allah segala yang buruk bagi mereka, seperti bangkai, darah, dan daging babi. Dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang tadinya ada pada mereka. Dalam syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad itu tidak ada lagi beban yang berat yang dipikulkan kepada Bani Israil, seperti mensyariatkan membunuh diri untuk sahnya tobat, wajib kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak, tanpa boleh membayar diyat ganti rugi, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang kena najis, dan sebagainya. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya dengan mengakui kenabiannya, memuliakannya, dengan mencegah siapa pun yang bermaksud buruk terhadapnya, menolongnya, mendukungnya dalam penyebaran ajaran Islam, dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya, berupa tuntunan Al-Qur'an, mereka itulah orang-orang Muhammad sebagai Rasul ialah1. Nabi yang ummi buta hurufDalam ayat ini diterangkan bahwa salah satu sifat Muhammad saw ialah tidak pandai menulis dan membaca. Sifat ini memberi pengertian bahwa orang yang ummi tidak mungkin membaca Taurat dan Injil yang ada pada orang-orang Yahudi dan Nasrani, demikian pula cerita-cerita kuno yang berhubungan dengan umat-umat dahulu. Hal ini membuktikan bahwa risalah yang di bawa oleh Muhammad saw itu benar-benar berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Mustahil seseorang yang tidak tahu tulis baca dapat membuat dan membaca Al-Quran dan hadis yang memuat hukum-hukum, ketentuan-ketentuan ilmu pengetahuan yang demikian tinggi nilainya. Seandainya Al-Quran itu buatan Muhammad, bukan berasal dari Tuhan Semesta Alam tentulah manusia dapat membuat atau menirunya, tetapi sampai saat ini belum ada seorang manusia pun yang sanggup menandinginya. "Dan engkau Muhammad tidak pernah membaca sesuatu kitab sebelum Al-Quran dan engkau tidak pernah menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; sekiranya engkau pernah membaca dan menulis, niscaya ragu orang-orang yang mengingkarinya." al-Ankabut/29 482. Kedatangan Nabi Muhammad telah diberitakan dalam Taurat dan InjilKedatangan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul penutup diisyaratkan di dalam Taurat Kejadian xxi. 13,18; Ulangan xviii. 15 dan Injil Yohanes xiv. 16, di dalam Al-Quran disebutkan dengan jelas bahwa mereka pun sudah mengenal pribadi Muhammad dan akhlaknya Orang-orang yang telah Kami beri Kitab Taurat dan Injil mengenalnya Muhammad seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri. Sesungguhnya sebagian mereka pasti menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahuinya. al-Baqarah/2 146Yahudi dan Nasrani telah menyembunyikan pemberitaan tentang akan diutusnya Muhammad saw dengan menghapus pemberitaan ini dan menggantinya dengan yang lain di dalam Taurat dan Injil. Banyak ayat Al-Quran yang menerangkan tindakan-tindakan orang-orang Yahudi dan Nasrani mengubah isi demikian masih terdapat ayat-ayat Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru mengisyaratkan akan kedatangan Muhammad itu. Dalam kitab Kejadian xi13 diterangkan bahwa akan datang seorang Nabi akhir zaman nanti dari keturunan Taurat ada beberapa isyarat yang dapat dijadikan dalil untuk menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw adalah seorang nabi di antara nabi-nabi. Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang dinobatkan oleh Tuhan itu akan timbul dari saudara-saudara Bani Israil, tetapi bukan dari Bani Israil itu sendiri. Adapun saudara-saudara Bani Israil itu ialah Bani Ismail ras Arab, sebab Ismail adalah saudaranya yang lebih tua dari Ishak bapak Nabi Yaqub. Dan Nabi Muhammad saw sudah jelas adalah keturunan Bani dalam kitab Kalnest terdapat kata, "Yang seperti engkau" yang memberikan arti bahwa nabi yang akan datang haruslah seperti Nabi Musa, Nabi yang membawa syariat baru agama Islam yang juga berlaku untuk bangsa Israil, kemudian diterangkan lagi bahwa nabi itu tidak sombong, sejak sebelum menjadi nabi. Sebelum menjadi Nabi beliau sudah disenangi orang, terbukti dengan pemberian gelar oleh orang Arab kepadanya "Al-Amin"; yang artinya, "Orang yang dipercaya". Jika beliau orang yang sombong, tentu beliau tidak akan diberi gelar yang amat terpuji itu. Setelah menjadi Nabi beliau lebih ramah dan rendah Nasrani menyesuaikan Nubuat itu kepada Nabi Isa di samping mereka mengakui bahwa Isa mati terbunuh disalib. Hal ini jelas bertentangan dengan ayat Nubuat itu sendiri. Sebab Nabi itu haruslah tidak mati terbunuh. Disebutkan pula bahwa Tuhan telah datang dari Bukit Sinai, maksudnya memberikan wahyu kepada Musa dan telah terbit bagi mereka di Seir Ulangan ii. 1-8", maksudnya menurunkan kepada Nabi Isa wahyu, serta gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, maksudnya menurunkan wahyu kepada Muhammad saw. Paran Faron adalah nama salah satu bukit di Yohanes dan disebutkan Nubuat Nabi Muhammad saw sebagai berikut "Maka ada pun apabila telah datang Periclytos, yang Aku telah mengutusnya kepadamu dari bapak, roh yang benar yang berasal dari bapak, maka dia menjadi saksi bagiku, sedangkan kamu menjadi saksi sejak semula. Perkataan "Periclytos" adalah bahasa Yunani, yang artinya sama dengan "Ahmad" dalam bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan firman Allah swt"Dan ingatlah ketika Isa putera Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad Muhammad." ash-shaff/61 6Demikianlah sekali pun ada bagian Taurat dan Injil yang diubah, ditambah, dan dihilangkan, juga masih terdapat isyarat-isyarat tentang kenabian dan kerasulan Muhammad saw. Itu pulalah sebabnya sebagian ulama Yahudi dan Ibrani yang mengakui kebenaran berita itu segera beriman kepada Muhammad dan risalah yang dibawanya, seperti Abdullah bin Salam dari kalangan Yahudi, Tamim ad-Dari dari kalangan Nabi menyuruh berbuat maruf dan melarang berbuat mungkarPerbuatan yang maruf ialah perbuatan yang baik, yang sesuai dengan akal sehat, bermanfaat bagi diri mereka sendiri, manusia dan kemanusiaan serta sesuai dengan ajaran agama. Sedangkan perbuatan yang mungkar ialah perbuatan yang buruk, yang tidak sesuai dengan akal yang sehat, dan dapat menimbulkan mudarat bagi diri sendiri, bagi manusia dan kemanusiaan. Perbuatan maruf yang paling tinggi nilainya ialah mengakui keesaan Allah, dan menunjukkan ketaatan kepada-Nya, sedang perbuatan mungkar yang paling buruk ialah menyekutukan Allah Menghalalkan yang baik dan mengharamkan yang burukYang dimaksud dengan yang baik ialah yang halal lagi baik, tidak merusak akal, pikiran, jasmani dan rohani. Sedangkan yang dimaksud dengan buruk ialah yang haram, yang merusak akal, pikiran, jasmani dan Menghilangkan berbagai beban dan belenggu yang memberatkanMaksudnya ialah bahwa syariat yang dibawa Nabi Muhammad saw tidak ada lagi beban yang berat seperti yang dipikulkan kepada Bani Israil. Umpamanya mensyariatkan membunuh diri atau membunuh nafsu untuk sahnya tobat, mewajibkan qishash pada pembunuhan, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tanpa membolehkan membayar diat, memotong bagian badan yang melakukan kesalahan, membuang atau menggunting kain yang terkena najis, dan sebagainya. Sesuai dengan firman Allah swt"Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur". al-Maidah/5 6Demikian juga Rasululllah saw bersabda "Berilah kabar gembira dan janganlah memberikan kabar yang menakut-nakuti, mudahkanlah dan jangan mempersukar, bersatulah dan jangan berselisih." Riwayat al-Bukhari dan MuslimSesungguhnya kepada Bani Israil telah diisyaratkan hukum-hukum yang berat, baik hukum ibadah, maupun hukum muamalat. Kemudian kepada Nabi Isa as diisyariatkan hukum ibadah yang berat. Sedang syariat Nabi Muhammad saw, sifatnya tidak memberatkan, tetapi melapangkan dan memperingan tanggungan, baik yang berhubungan dengan hukum-hukum ibadah maupun yang berhubungan dengan hukum-hukum menerangkan cara-cara mengikuti Rasul yang telah disebutkan ciri-cirinya, agar bahagia hidup di dunia dan di akhirat nanti, ialah beriman kepadanya dan kepada risalah yang dibawanya, menolongnya dengan rasa penuh hormat, menegakkan dan meninggikan agama yang dibawanya, mengikuti Al-Quran yang dibawanya. Yaitu orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi yaitu Nabi Muhammad saw. yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka lengkap dengan nama dan ciri-cirinya yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dari apa yang sebelumnya diharamkan oleh syariat mereka dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk yaitu bangkai dan lain-lainnya dan membuang dari mereka beban-beban maksud tanggungan mereka dan belenggu-belenggu hal-hal yang berat yang ada pada mereka seperti bertobat dengan jalan membunuh diri dan memotong apa yang terkena oleh najis. Maka orang-orang yang beriman kepadanya dari kalangan mereka memuliakannya yaitu menghormatinya menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya yakni Alquran mereka itulah orang-orang yang beruntung.Firman Allah Swt.Yaitu orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang namanya mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi sifat dan ciri khas Nabi Muhammad Saw. yang tertera di dalam kitab-kitab para nabi terdahulu. Para nabi terdahulu menyampaikan berita gembira kepada umatnya masing-masing akan kedatangan Nabi Muhammad Saw. dan memerintahkan kepada umatnya untuk mengikutinya apabila mereka mengalami masanya. Dan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw. masih tetap ada dalam kitab-kitab mereka serta diketahui oleh ulama dan rahib mereka. Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad telah menceritakan kepada kami Ismail, dari Al-Jariri, dari Abu Sakhr Al-Uqaili, telah menceritakan kepadaku seorang lelaki Badui yang menceritakan bahwa di masa Rasulullah Saw. ia pernah datang ke Madinah membawa sapi perahan. Setelah selesai dari jual belinya, lelaki Badui itu berkata, "Aku sungguh akan menemui lelaki ini maksudnyaNabi Saw., dan sungguh aku akan mendengar darinya." Lelaki Badui itu melanjutkan kisahnya, lalu aku menjumpainya sedang berjalan di antara Abu Bakar dan Umar, maka aku mengikuti mereka berjalan hingga sampailah mereka kepada seorang lelaki Yahudi. Lelaki Yahudi itu sedang membuka kitab Taurat seraya membacanya, sebagai ungkapan rasa duka dan belasungkawanya atas anak lelakinya yang sedang menghadapi kematian, anak lakt-Iakinya itu adalah seorang pemuda yang paling tampan dan paling gagah. Maka Rasulullah Saw. bertanya Aku memohon kepadamu dengan nama Tuhan yang telah menurunkan kitab Taurat, apakah engkau menjumpai dalam kitabmu ini sifat dan tempat hijrahku? Lelaki Yahudi itu menjawab pertanyaan Nabi Saw. hanya dengan isyarat gelengan kepala yang berarti 'tidak'. Tetapi anak lelakinya yang sedang menghadapi kematian itu berkata, "Ya, demi Tuhan yang telah menurunkan kitab Taurat, sesungguhnya kami menjumpai di dalam kitab kami sifatmu dan tempat hijrahmu. Dan sesungguhnya aku sekarang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi pula bahwa engkau adalah utusan Allah." Kemudian anak orang Yahudi itu meninggal dunia. Maka Rasulullah Saw. bersabda Singkirkanlah orang Yahudi ini dari saudara kalian! Kemudian Nabi Saw. mengurus pengafanan dan menyalati mayat anak lelaki Yahudi itu. Hadis ini baik lagi kuat dan mempunyai syahid bukti yang menguatkannya di dalam kitab Sahih melalui hadis Hakim —penulis kitab Al-Mustadrak— mengatakan telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Ishaq Al-Bagawi, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnul Aisam Al-Baladi, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Muslim ibnu Idris, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Idris, dari Syurahbil ibnu Muslim, dari Abu Umamah Al-Bahili, dari Hisyam ibnul As Al-Umawi yang menceritakan bahwa dia dan seorang lelaki lain diutus untuk menemui Heraklius—Raja Romawi— untuk menyerunya mengajaknya masuk Islam. "Kami berangkat, dan ketika kami sampai di Al-Gautah —bagian dari kota Dimasyq Damaskus— kami turun istirahat di perkampungan Al-Jabalah ibnul Aiham Al-Gassani. Lalu kami masuk menemuinya, tiba-tiba kami jumpai dia berada di atas singgasananya. Ia mengirimkan utusannya kepada kami agar kami berbicara dengannya, tetapi kami mengatakan, 'Demi Allah, kami tidak akan berbicara kepada utusan. Sesungguhnya kami diutus hanya untuk menemui raja kalian. Jika kami diberi izin untuk masuk, maka kami akan berbicara langsung dengannya, dan jika tidak, kami tidak akan berbicara kepada utusan.' Kemudian utusan Jabalah ibnul Aiham kembali kepadanya dan menceritakan segala sesuatunya kepadanya. Akhirnya kami diberi izin untuk menemuinya, lalu Jabalah berkata, "Berbicaralah kalian.' Maka Hisyam ibnul As berbicara dengannya dan menyerunya untuk memeluk agama Islam. Ternyata Jabalah memakai pakaian hitam, maka Hisyam bertanya kepadanya, 'Pakaian apakah yang engkau kenakan itu?' Jabalah menjawab, 'Saya memakainya dan saya telah bersumpah bahwa saya tidak akan menanggalkannya sebelum mengusir kalian dari negeri Syam.' Kami berkata, 'Majelismu ini, demi Allah, akan benar-benar kami rebut dari tangan kekuasaanmu, dan sesungguhnya kami akan merebut kerajaan rajamu yang paling besar, Insya Allah. Hal ini telah diberitakan kepada kami oleh Nabi kami, yaitu Nabi Muhammad Saw.' Jabalah mengatakan, 'Kalian bukanlah mereka, bahkan mereka adalah suatu kaum yang puasa siang harinya dan salat pada malam harinya, maka bagaimanakah cara puasa kalian?' Maka kami menceritakan cara puasa kami. Wajah Jabalah menjadi hitam marah dan berkata, 'Berangkatlah kalian,' dan ia menyertakan seorang utusan bersama kami untuk menghadap kepada Kaisar Romawi. Kami berangkat, dan ketika kami sudah dekat dengan ibu kota, berkatalah orang yang bersama kami, 'Sesungguhnya hewan kendaraan kalian ini dilarang memasuki ibu kota kerajaan. Jika kalian suka, maka kami akan membawa kalian dengan kendaraan kuda dan Bagal. Kami menjawab, 'Demi Allah, kami tidak akan masuk melainkan dengan memakai kendaraan ini.' Kemudian orang yang bersama kami itu mengirimkan utusan kurirnya kepada kaisar untuk menyampaikan bahwa para utusan kaum muslim menolak peraturan tersebut. Akhirnya Raja Romawi memerintahkan kepada utusan itu untuk membawa kami masuk dengan kendaraan yang kami bawa. Kami masuk ke dalam ibu kota dengan menyandang pedang-pedang kami, hingga sampailah kami pada salah satu gedung milik Kaisar. Lalu kami istirahatkan unta kendaraan kami pada bagian bawahnya, sedangkan Raja Romawi memandang kami. Lalu kami ucapkan, 'Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.' Allah-lah yang mengetahui, karena sesungguhnya gedung itu mendadak menjadi awut-awutan seperti pohon kurma yang tertiup angin besar. Lalu raja mengirimkan kurirnya kepada kami untuk menyampaikan, 'Kalian tidak usah menggembar-gemborkan agama kalian kepada kami.' Dan raja mengirimkan lagi kurirnya untuk menyampaikan, 'Silakan kalian masuk.' Maka kami masuk menghadapnya, sedangkan dia berada di atas pelaminannya, di hadapan para pastur Romawi. Segala sesuatu yang ada di majelisnya berwarna merah, raja sendiri memakai baju merah, dan segala sesuatu yang ada di sekitarnya semuanya berwarna merah. Lalu kami mendekat kepadanya. Dia tertawa, lalu berkata, 'Bagaimanakah menurut kalian jika kalian datang menghadap kepadaku dengan mengucapkan kalimat salam penghormatan yang berlaku di antara sesama kalian? Tiba-tiba di sisinya terdapat seorang lelaki yang fasih berbicara Arab lagi banyak bicara. Maka kami menjawab, 'Sesungguhnya salam penghormatan kami di antara sesama kami tidak halal bagimu, dan salam penghormatan kamu yang biasa kamu pakai tidak halal pula bagi kami memakainya.' Raja menjawab, 'Bagaimanakah ucapan salam penghormatan kalian di antara sesama kalian? Kami menjawab, 'Assalamu 'alaika. Raja bertanya, 'Bagaimanakah caranya kalian mengucapkan salam penghormatan kepada raja kalian?' Kami menjawab, 'Sama dengan kalimat itu.! Raja bertanya, 'Bagaimanakah kalian mendapat jawabannya?' Kami menjawab, Kalimat yang sama. Raja bertanya, 'Kalimat apakah yang paling besar dalam ucapan kalian? Kami menjawab, 'Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar.' Ketika kami mengucapkan kalimah itu, hanya Allah-lah yang lebih mengetahui, tiba-tiba gedung istana itu bergetar sehingga si raja mengangkat kepalanya memandang ke atas gedung itu. Raja berkata, 'Kalimat yang baru saja kalian ucapkan dan membuat gedung ini bergetar. Apakah setiap kalian mengucapkannya di dalam rumah kalian, lalu kamar-kamar kalian bergetar karenanya? Kami menjawab, 'Tidak, kami belum pernah melihat peristiwa ini kecuali hanya di tempatmu sekarang ini? Raja berkata, 'Sesungguhnya aku mengharapkan seandainya saja setiap kali kalian mengucapkan segala sesuatu bergetar atas kalian. Dan sesungguhnya aku rela mengeluarkan separo dari kerajaanku? Kami bertanya, 'Mengapa?' Ia menjawab, 'Karena sesungguhnya hal itu lebih mudah dan lebih layak untuk dikatakan bukan merupakan perkara kenabian, dan bahwa hal tersebut hanyalah terjadi semata-mata karena perbuatan manusia.' Kemudian raja menanyai kami tentang tujuan kami, lalu kami menceritakan hal itu kepadanya. Setelah itu raja bertanya, 'Bagaimanakah salat dan puasa kalian?' Kami menceritakan hal itu kepadanya, lalu raja berkata. 'Bangkitlah kalian.' Kemudian ia memerintahkan agar menyediakan rumah yang baik dan tempat peristirahatan yang cukup buat kami, dan kami tinggal di sana selama tiga hari. Pada suatu malam raja mengirimkan kurirnya kepada kami, lalu kami masuk menemui raja, dan ia meminta agar kami mengulangi ucapan kami, maka kami mengulanginya. Sesudah itu ia memerintahkan agar dibawakan sesuatu yang berbentuk seperti kota yang cukup besar, terbuat dari emas. Di dalamnya terdapat rumah-rumah kecil yang masing-masingnya berpintu. Raja membuka sebuah rumah dan membuka kuncinya, lalu mengeluarkan dari dalamnya selembar kain sutera hitam. Ketika kami membeberkan kain sutera itu, tiba-tiba padanya terdapat gambar merah, dan pada gambar yang merah itu terdapat gambar seorang lelaki yang bermata besar lagi berpantai besar, saya belum pernah melihat leher sepanjang yang dimilikinya. Ternyata lelaki itu tidak berjanggut, dan ternyata pada rambutnya terdapat dua kepangan rambut yang paling indah di antara semua makhluk Allah. Lalu raja berkata, 'Tahukah kalian gambar siapakah ini?' Kami menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Ini adalah gambar Adam Ternyata Nabi Adam adalah orang yang sangat lebat rambutnya. Kemudian raja membuka rumah yang lain, lalu mengeluarkan kain sutera berwarna hitam darinya. Tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar orang yang berkulit putih, memiliki rambut yang keriting, kedua matanya merah, berkepala besar, dan sangat bagus janggutnya. Lalu raja bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang ini?' Kami menjawab, 'Tidak.' Raja berkata, 'Dia adalah Nuh Kemudian ia membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera hitam lainnya, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang kelaki yang sangat putih, kedua matanya sangat indah, keningnya lebar, dan pipinya panjang lonjong, sedangkan janggutnya berwarna pulih, seakan-akan gambar lelaki itu tersenyum. Lalu raja bertanya, 'Tahukan kalian, siapakah orang ini?7 Kami menjawab, 'Tidak.' Ia berkata, 'Orang ini adalah Ibrahim Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera hitam tiba-tiba padanya terdapat gambar orang yang putih, dan tiba-tiba—demi Allah—dia adalah Rasulullah Saw. sendiri." Raja bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang ini?' Kami menjawab. Ya. orang ini adalah Muhammad, utusan Allah Swt.’ Kami menangis, dan raja bangkit berdiri sejenak, kemudian duduk lagi, lalu bertanya, 'Demi Allah, benarkah gambar ini adalah dia Nabi Saw.?' Kami menjawab, 'Ya, sesungguhnya gambar ini adalah gambar dia, seakan-akan engkau sedang memandang kepadanya.' Raja memegang kain sutera itu sesaat seraya memandangnya, lalu berkata, 'Ingatlah, sesungguhnya rumah ini adalah rumah yang terakhir, tetapi sengaja saya segerakan buat kalian untuk melihat apa yang ada pada kalian.' Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera hitam darinya, tiba-tiba padanya terdapat gambar seseorang yang hitam manis, dia adalah seorang lelaki yang berambut keriting dengan mata yang agak cekung, tetapi pandangannya tajam, wajahnya murung, giginya bertumpang tindih, bibirnya dicibirkan seakan-akan sedang dalam keadaan marah. Raja bertanya “Tahukah kalian siapakah orang ini?'Kami menjawab, 'Tidak tahu.' Raja berkata 'Dia adalah Musa Sedangkan di sebelahnya terdapat gambar seseorang yang mirip dengannya, hanya rambutnya berminyak, dahinya lebar, dan kedua matanya kelihatan agak juling. Raja itu bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang ini?' Kami menjawab, 'Tidak tahu.' Raja berkata, 'Orang ini adalah Harun ibnu Imran Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera putih dari dalamnya. Ternyata di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki hitam manis, tingginya pertengahan, dadanya bidang, dan seakan-akan sedang marah. Lalu si raja bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang ini?* Kami menjawab, 'Tidak.' Dia menjawab bahwa orang tersebut adalah Lut Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera berwarna putih, tiba-tiba padanya terdapat gambar seorang lelaki yang kulitnya putih kemerah-merahan dengan pinggang yang kecil dan memiliki wajah yang tampan. Lalu si raja bertanya, 'Tahukah kaitan siapakah orang ini?* Kami menjawab, 'Tidak.' Raja berkata, 'Dia adalah Ishaq Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan kain sutera putih darinya, dan ternyata di dalamnya terdapat gambar seseorang yang mirip dengan Ishaq, hanya saja pada bibirnya terdapat tahi lalat. Raja bertanya, 'Tahukah kalian, siapakah orang ini?' Kami menjawab, 'Tidak tahu.' Raja berkata, 'Orang ini adalah Ya'qub Lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera yang berwarna hitam, di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki berkulit putih, berwajah tampan, berhidung mancung dengan tinggi yang cukup baik, pada wajahnya terpancarkan nur cahaya, dan terbaca dari wajahnya pertanda khusyuk dengan kulit yang putih kemerah-merahan. Raja bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang ini?' Kami menjawab, 'Tidak tahu.' Raja berkata.”Orang ini adalah kakek nabi kalian, yaitu Nabi Ismail Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, dan ternyata di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang mirip dengan Nabi Adam, hanya wajahnya bercahaya seperti mentari. Raja bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang ini?' Kami menjawab, Tidak tahu. Raja berkata Orang ini adalah Yusuf AS. Kemudian raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang berkulit merah, kedua betisnya kecil, dan matanya rabun, sedang-kan perutnya besar dan tingginya sedang, seraya menyandang pedang. Raja bertanya, 'Tahukan kalian siapakah orang ini?* Kami menjawab, 'Tidak.' Raja berkata, 'Orang ini adalah Daud lalu raja membuka pintu yang lain dan mengeluarkan darinya kain sutera putih, tiba-tiba di dalamnya terdapat gambar seorang lelaki yang berpantat besar, kedua kakinya agak panjang seraya mengendarai kuda. Lalu raja bertanya, 'Tahukah kalian, siapakah orang ini?' Kami menjawab, 'Tidak.' Raja berkata, 'Orang ini adalah Sulaiman ibnu Daud Kemudian raja membuka pintu yang lain, lalu mengeluarkan kain sutera hitam darinya, pada kain sutera itu terdapat gambar orang yang berpakatan putih, dan ternyata dia adalah seorang pemuda yang janggutnya berwarna hitam pekat, berambut lebat, kedua matanya indah, dan wajahnya tampan. Raja bertanya, 'Tahukah kalian siapakah orang ini?' Kami menjawab. 'Tidak.' Raja berkata, 'Orang ini adalah Isa ibnu Maryam Kami bertanya, 'Dari manakah kamu mendapatkan gambar-gambar ini? Karena kami mengetahui bahwa gambar-gambar tersebut sesuai dengan gambar nabi-nabi yang dimaksud, mengingat kami melihat gambar nabi kami persis seperti yang tertera padanya.' Raja menjawab, 'Sesungguhnya Adam pernah memohon kepada Tuhannya agar Dia memperlihatkan kepadanya para nabi dari keturunannya, maka Allah menurunkan kepadanya gambar-gambar mereka. Gambar-gambar tersebut berada di dalam perbendaharaan Nabi Adam yang terletak di tempat tenggelamnya matahari. Kemudian dikeluarkan oleh Zul Qarnain dari tempat penyimpanannya di tempat tenggelamnya matahari, lalu Zul Qarnain menyerahkannya kepada Nabi Danial.' Kemudian raja berkata, 'Ingatlah, demi Allah, sesungguhnya pribadiku suka bila keluar dari kerajaanku, dan sesungguhnya aku nanti akan menjadi orang yang memiliki kerajaan yang paling kecil di antara kalian hingga aku mati.' Lalu raja memberikan hadiah, Dan ternyata hadiah yang diberikannya sangat baik, lalu dia melepas kami pulang. Ketika kami sampai pada Khalifah Abu Bakar As-Siddiq kami ceritakan kepadanya semua yang telah kami lihat, demikian pula perkataan raja serta hadiah yang diberikannya kepada kami. Maka Abu Bakar menangis dan berkata, 'Kasihan dia. Seandainya Allah menghendaki kebaikan baginya, niscaya dia melakukannya masuk Islam.' Kemudian Abu Bakar As-Siddiq berkata, 'Telah menceritakan kepada kami Rasulullah Saw., bahwa mereka orang-orang Nasrani dan orang-orang Yahudi menjumpai sifat Nabi Muhammad Saw. pada kitab yang ada pada mereka'."Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Musanna, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Umar, telah menceritakan kepada kami Falih, dari Hilal ibnu Ali, dari Ata ibnu Yasar yang menceritakan bahwa ia pernah bersua dengan Abdullah ibnu Amr, lalu ia bertanya kepadanya, "Ceritakanlah kepadaku tentang sifat Rasulullah Saw. di dalam kitab Taurat." Abdullah ibnu Amr menjawab, "Memang benar, demi Allah, sesungguhnya sifat beliau tertera di dalam kitab Taurat," sebagaimana yang didapat di dalam Al-Qur’an Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, serta menjadi benteng bagi orang-orang yang ummi. Engkau adalah hamba dan Rasul-Ku, namamu muiawakkil orang yang berserah diri, tidak bersikap keras, dan tidak berhati kasar. Allah tidak akan mewafatkannya sebelum meluruskan agama yang bengkok dengan melaluinya. sehingga mereka mengucapkan kalimat, "Tidak ada Tuhan selain Allah", dan membuka hati-hati yang tertutup, telinga-telinga yang tuli serta mata-mata yang buta dengan melaluinya. Selanjutnya Ata mengatakan bahwa kemudian ia menjumpai Ka'b dan menanyakan hal itu kepadanya, ternyata ia pun mengatakan hal yang sama tanpa ada perbedaan satu huruf pun, hanya Ka'b mengungkapkannya menurut dialeknya, yakni dia mengatakan gulufiyan, sumumiyan, dan ' Bukhari telah meriwayatkannya di dalam kitab Sahih-nya, dari Muhammad ibnu Sinan, dari Falih, dari Hilal ibnu Ali, lalu ia menyebutkan hadis berikut dengan sanadnya dengan lafaz yang semisal, tetapi dalam riwayatnya ditambahkan sesudah 'tidak bersikap keras dan tidak berhati kasar", yaitu kalimat berikut 'tidak membuat keributan di pasar-pasar dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan lagi, tetapi penyantun dan pemaaf. Imam Bukhari pun menuturkan hadis Abdullah ibnu Amr, lalu mengatakan, "Menurut peristilahan kebanyakan ulama Salaf, pengertian kitab Taurat ditujukan kepada semua kitab orang-orang Ahli Kitab." Hal-hal yang serupa dengan ini telah disebutkan pada sebagian Abul Qasim At-Tabrani mengatakan telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Idris ibnu Warraq ibnul Humaidi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Umar ibnu Ibrahim salah seorang putra Jubair ibnu Mut'im yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Ummu Usman, putri Said yaitu nenekku, dari ayahnya Sa'id ibnu Muhammad ibnu Jubair, dari ayahnya Muhammad ibnu Jubair ibnu Mut'im yang menceritakan, "Pada suatu hari ia berangkat menuju negeri Syam untuk berniaga. Ketika sampai di dataran rendah negeri Syam, saya ditemui oleh seorang lelaki dari kalangan Ahli Kitab. Lelaki Ahli Kitab itu berkata, 'Apakah di kalangan kalian terdapat seorang lelaki yang menjadi nabi?' Saya menjawab,'Ya.’ Ia bertanya, 'Apakah engkau mengenalnya jika aku perlihatkan gambarnya kepadamu?' Saya menjawab, 'Ya’, Lalu ia memasukkanku ke dalam sebuah rumah yang di dalamnya banyak terdapat gambar, tetapi saya tidak melihat gambar Nabi Saw. Ketika kami dalam keadaan demikian, tiba-tiba masuklah seorang lelaki, lalu bertanya, 'Sedang apakah kalian?' Maka kami ceritakan kepadanya perihal urusan kami. Lalu lelaki yang baru datang ini mengajak kami ke rumahnya. Ketika saya memasuki rumahnya, saya melihat gambar Nabi Saw., dan ternyata dalam gambar itu terdapat gambar seorang lelaki yang sedang memegang tumit Nabi Saw. Saya bertanya, 'Siapakah lelaki yang sedang memegang tumitnya?' Ia menjawab, 'Sesungguhnya tidak ada seorang nabi pun melainkan sesudahnya ada nabi yang lain. Kecuali nabi ini, karena sesungguhnya tidak ada nabi lagi sesudahnya, dan lelaki yang memegang tumitnya ini adalah khalifah sesudahnya.' Dan ternyata gambar lelaki itu sama dengan Abu Bakar Daud mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Hafs Abu Amr Ad-Darir, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, bahwa Sa'id ibnu Iyas Al-Jariri telah menceritakan kepada mereka, dari Abdullah ibnu Syaqiq Al-Uqaili, dari Al-Aqra' —muazzin Umar ibnul Khattab yang menceritakan, "Khalifah Umar menyuruhku untuk memanggil seorang uskup. Lalu Umar bertanya kepadanya, 'Apakah kamu menjumpai diriku dalam kitabmu?' Uskup itu menjawab, 'Ya’, Umar bertanya, 'Bagaimanakah engkau menjumpai diriku?' Uskup menjawab, 'Saya menjumpai dirimu bagaikan tanduk.' Maka Umar mengangkat cambuknya seraya bertanya, 'Tanduk apakah yang kamu maksudkan?' Uskup menjawab, 'Tanduk besi, amir yang keras.' Umar bertanya, 'Bagaimanakah kamu jumpai orang yang sesudahku?'Uskup menjawab, 'Saya menjumpainya sebagai khalifah yang saleh, hanya dia lebih mementingkan kaum kerabatnya untuk menduduki jabatan pembantu-pembantu khalifah.' Umar berkata, 'Semoga Allah merahmati Usman,* sebanyak tiga kali. Umar bertanya,'Bagaimanakah engkau jumpai orang yang sesudahnya?' Uskup menjawab. 'Saya jumpai dia besi karatan’, Maka Umar meletakkan tangannya di atas kepalanya dan berkata, 'Aduhai celakanya, aduhai celakanya' Uskup berkata, 'Hai Amirul Mu’minm, sesungguhnya dia adalah khalifah yang saleh, hanya saja dia diangkat menjadi khalifah dalam situasi yang kacau di mana pedang terhunus dan darah teralirkan'."Firman Allah Swt....yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang sifat Rasulullah Saw. yang termaktub di dalam kitab-kitab terdahulu. Demikian pula keadaan Nabi Saw. pada kenyataannya, beliau tidak memerintahkan kecuali kepada kebaikan, dan tidak melarang kecuali terhadap perbuatan jahat, seperti apa yang dikatakan oleh Abdullah ibnu Mas'ud, "Apabila engkau mendengar firman Allah Swt. Hai orang-orang yang beriman. Maka bukalah lebar-lebar telingamu, karena sesungguhnya hal itu merupakan kebaikan yang diperintahkan atau kejahatan yang dilarang. Dan hal yang paling penting dan paling besar daripada itu ialah apa yang disampaikan oleh Nabi Saw. dari Allah, berupa perintah menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan larangan menyembah selain-Nya. Perihalnya sama dengan risalah yang disampaikan oleh nabi-nabi lain sebelumnya." seperti apa yang disebutkan oleh firman Allah Swt.Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan, "Sembahlah Allah saja, dan jauhilah Tagut." An-Nahl36Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Amir yaitu Al-Aqdi alias Abdul Malik ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Bilal, dari Rabi'ah ibnu Abu Abdur Rahman, dari Abdul Malik ibnu Sa'id, dari Abu Humaid dan Abu Usaid bahwa Rasulullah Saw pemah bersabda Apabila kalian mendengar suatu hadis dariku yang kalian ketahui melalui hati kalian dan membuat perasaan serta kulit kalian menjadi lembut karenanya, serta kalian memandang bahwa hal itu dekat dengan kalian, maka ketahuilah bahwa aku adalah orang yang lebih utama daripada kalian terhadapnya. Dan apabila kalian mendengar suatu hadis dariku yang kalian ingkari oleh hati kalian dan perasaan serta kulit kalian merasa jijik terhadapnya, dan kalian memandang bahwa hal itu jauh dari kalian, maka ketahuilah bahwa aku adalah orang yang paling jauh terhadapnya daripada Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Abul Bukhturi, dari Ali yang mengatakan, "Apabila kalian mendengar dari Rasulullah Saw. suatu hadis, maka yakinilah oleh kalian bahwa diri Rasulullah Saw. adalah orang yang paling mendapat petunjuk tentangnya, beliaulah yang paling dahulu mengamalkannya dan yang paling bertakwa."Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula dari Yahya, dari Ibnu Sa'id, dari Mis'ar, dari Amr ibnu Murrah, dari Abul Bukhturi, dari Abu Abdur Rahman, dari Ali yang mengatakan, "Apabila kalian mendengar suatu hadis dari Rasulullah Saw., maka yakinilah bahwa beliaulah orang yang paling mendapat petunjuk, paling dahulu mengamalkannya dan paling bertakwa."Firman Allah Swt.dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang Nabi Saw. menghalalkan bagi mereka apa yang dahulunya mereka haramkan atas diri mereka sendiri —seperti bahirah, saibah, wasilah, ham, dan lain-lainnya yang sejenis— yang dahulu mereka ada-adakan untuk mempersempit diri mereka sendiri. dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. Al A'raf157Ali ibnu AbuTalhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan 'segala yang buruk' ialah seperti daging babi, riba, dan semua barang haram yang dahulunya mereka halalkan, yaitu makanan-makanan yang diharamkan oleh Allah ulama mengatakan bahwa semua jenis makanan yang dihalalkan oleh Allah adalah baik lagi bermanfaat bagi tubuh dan agama, dan semua yang diharamkan oleh-Nya adalah buruk lagi membahayakan tubuh dan agama. Ayat ini dijadikan pegangan oleh orang-orang yang berpendapat bahwa nilai baik dan buruk itu berdasarkan rasio. Tetapi pendapat ini dibantah, pembahasannya tidak termuatkan dalam kitab ini. Ayat ini pun dijadikan hujah oleh ulama yang berpendapat bahwa hal yang dijadikan rujukan dalam menghalalkan makanan-makanan yang penghalalan dan pengharamannya tidak disebutkan oleh suatu nas pun ialah apa yang dianggap baik oleh orang-orang Arab dalam menghalalkannya, dan dalam mengharamkannya pun merujuk kepada penilaian mereka. Pembahasan mengenainya cukup Allah Swt....dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Artinya, Nabi Saw. datang dengan membawa kemudahan dan toleransi, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Rasulullah Saw., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabdaSaya diutus dengan membawa agama yang hanif lagi penuh Saw. pernah bersabda pula dalam pesannya kepada dua orang amirnya —yaitu Mu'az dan Abu Musa Al-Asy'ari— ketika beliau Saw. mengutus mereka ke negeri Yaman, yaituSampaikanlah berita gembira oleh kalian berdua, janganlah kalian membuat hati mereka antipati, dan bersikap mudahlah kalian berdua, janganlah mempersulit, dan saling bantulah kalian, janganlah Barzah Al-Aslami —salah seorang sahabat— pernah mengatakan bahwa ia telah menemani Rasulullah Saw. dan menyaksikan kemudahannya. Di masa lalu pada umat-umat terdahulu syariat-syariat yang ditetapkan atas mereka mempersempit diri mereka, kemudian Allah memberikan keluasan kepada umat ini dalam semua urusannya dan mempermudahnya bagi mereka. Karena itulah Rasulullah Saw. pernah bersabdaSesungguhnya Allah telah memaafkan dari umatku hal-hal yang dibisikkan oleh hatinya, selagi ia tidak mengucapkannya atau hadis lain disebutkanTelah dimaafkan dari umatku kekeliruan, kelupaan, dan hal-hal yang dipaksakan kepada itulah Allah Swt. memberikan petunjuk kepada umat ini agar dalam doanya mereka senantiasa mengucapkan seperti apa yang disebutkan oleh firman-NyaYa Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. Al Baqarah286}Di dalam kitab Sahih Muslim telah disebutkan pula bahwa Allah Swt. berfirman setelah permohonan tersebut dipanjatkan kepada-Nya, "Aku lakukan, Aku lakukan." Firman Allah Swt.Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, beriman kepadanya, mengagungkannya, dan Allah Swt....dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanyaArtinya Al-Qur'an dan wahyu yang disampaikan kepadanya untuk ia sampaikan kepada umat manusia....mereka itulah orang-orang yang beruntungYakni beruntung di dunia dan akan Aku utamakan bagi mereka yang mengikuti Muhammad saw., seorang rasul yang tak dapat membaca dan menulis, yang ciri-cirinya telah kalian temukan dalam Tawrât dan Injîl. Dia Muhammad selalu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Ia pun telah menghalalkan untuk mereka setiap sesuatu yang dapat diterima oleh naluri manusia, dan mengharamkan setiap yang ditolak oleh naluri manusia, seperti darah dan bangkai. Dia juga akan menghilangkan segala beban dan kesulitan yang mereka tanggung sebelumnya. Maka barangsiapa yang membenarkan pesan-pesan suci Tuhan yang dibawanya, mendukung dan membelanya, dan menjadikan al-Qur'ân sebagai cahaya petunjuk, mereka itulah orang-orang yang beruntung. Sebaliknya, mereka yang ingkar, adalah orang-orang yang merugi."
arti perkata surat al a raf ayat 57