Baiklahkita mulai dengan mencari tahu arti dari kata Ulul albab/ ulil albab. Berikut 5 ciri Ulul Albab : 1. Takut Azab Allah. Dan ayat-ayat Allah di alam semesta ini tidak menampakkan hakikatnya yang mengesankan kecuali kepada hati yang selalu berdzikir dan beribadah ,bertawakkal dan ridha, menyerah dan mengakui kelemahan diri. Berikutini tidak termasuk sikap seorang ulil albab yang tercantum dalam Q. S. Ali Imran/3: 191 yaitu? Dilansir dari Encyclopedia Britannica, berikut ini tidak termasuk sikap seorang ulil albab yang tercantum dalam q. s. ali imran/3: 191 yaitu mengingat allah swt. dalam keadaan berdiri. Apakahkamu lagi mencari jawaban dari pertanyaan berikutyang termasuk ciri-ciri seorang ulil albab adalah? Berikut pilihan jawabannya: takut kepada adzab Allah; semangat belajar dari kitab suci dan sejarah; mendermakan sebagian harta yang dimiliki; senantiasa berfikir dan berzikir; Kunci Jawabannya adalah: D. senantiasa berfikir dan berzikir. CiriUlul Albab yang Kelima adalah, : Mempertahankan kebenaran. Kebenaran dari Allah Subhaanahu wa Ta'ala harus kita pertahankan , dan jangan sampai keraguan menyelimuti hati kita, jika kita harus yakin, untuk membela agama -Nya, dan Allah dengan kasih sayang-Nya memperingatkan kita , يَا أَيُّهَا الَّذِينَ Pembahasan Ulil Albab adalah sebutan bagi manusia yang senantiasa berfikir secara kritis utamanya dalam memahami kebesaran Allah SWT melalui penciptaan-Nya. Menurut Surah Ali Imran ayat 190 - 191 ciri-ciri orang yang berakal adalah orang yang senantiasa mengingat Allah SWT melalui ciptaan-Nya baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. perbedaan proses pasca panen antara metode honey dan natural adalah. Pembahasan kali in mengenai Ulil Albab yang kalau diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menurut Terjemahan Depag adalah Orang – orang yang Berakal. Namun apakah setiap yang berakal adalah Ulul Albab? Ternyata Tidak!!! Setiap Ulul Albab adalah Orang yang berakal NAMUN TIDAK SETIAP orang berakal adalah Ulul Albab. Karena itu saya cenderung mempertahankan kata/teks aslinya dalam bahasa arab yaitu Ulul Albab, tidak menejermahkannya dalam bahasa Indonesia, sebab ternyata Ulul Albab adalah Sebutan/Gelar khusus yang hanya Allah peruntukkan bagi segolongan hamba-Nya tertentu saja. Gelar ini sangat terhormat dan mulia disisi Allah. Ada beberapa kriteria dan syarat yang harus dipenuhinya agar tercapai derajad dan kedudukan tersebut. Saya sendiri baru mengetahuinya dan karena ingin agar pengetahuan tersebut tetap lestari maka saya mempostingnya disini, dan tulisan ini lebih saya tujukan untuk diriku sendiri, namun jika ada orang lain yang membacanya, saya mengharapkan ridho Tuhanku, Allah Yang Maha Suci, Raja yang Kudus dan saya berlindung kepada-Nya dari mengatakan sesuatu yang tidak aku lakukan. Ha Mim. Demi Kitab yang jelas. Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab agar kalian mengerti. Dan sesungguhnya Al Qur’an itu dalam ummul kitab di sisi Kami, benar -benar tinggi dan penuh hikmah. Maka apakah Kami akan berhenti menurunkan ayat – ayat Al Qur’an kepada kalian karena kalian adalah kaum yang melampaui batas? Az-Zukhruf[43] 1-5 Rasulullah SAAW bersabda “Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah kemuliaan, yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya mengapa kami dipakaikan jubah ini dijawab “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran“. Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim 1/568, dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya 21872 dan Ad Darimi dalam Sunannya 3257 Siapakah Ulul Albab ini? Ulul Albab adalah orang berilmu yang mampu membaca ayat – ayat Allah di alam ini sebagaimana dalam riwayat berikut ini. Diriwayatkan dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata “Wahai Aisyah saya pada malam ini beribadah kepada Allah SWT”. Jawab Aisyah ra “Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan dan kehendaknya” Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah saw dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudu, tidak jauh dari tempatnya itu lalu salat. Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw menangis ia bertanya “Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang”. Nabi menjawab “Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku. Selanjutnya beliau berkata “Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan merenungkan kandungan artinya”. Ayat tersebut adalah 190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat ayat – ayat bagi ulil albab, 191. yaitu orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi dan berdo’a, Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini dengan sia – sia, Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. Ali Imran[3] 190-191 Ulul Albab adalah orang yang bertaqwa karena mereka Beriman kepada Allah, sebagaimana dalam Qur’an Surah Ath Thalaq[65] 10 sbb, 10. Allah menyediakan azab yang keras bagi mereka, maka bertakwalah kepada Allah wahai Ulil Albab, Orang – orang yang beriman. Sungguh Allah telah menurunkan peringatan kepadamu, Ulul Albab senantiasa dapat mengambil pelajaran dari setiap informasi yang diperolehnya baik itu informasi keburukan atau kebaikan untuk diambil pelajaran dan hikmah, karena mereka Takut Kepada Allah dan Takut terhadap Hisab yang Buruk, Memenuhi janji dan tidak melanggar perjanjian, menghubungkan apa yang diperintahkan Allah untuk menghubungkan, sabar karena mengharapkan rida Allah, Sholat dan berinfak, serta menolak kejahatan dengan kebaikan sebagaimana dijelaskan dalam ar-Ra’d[13]19-22 sbb, 19. Maka apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan Tuhan kepadamu adalah kebenaran, sama dengan orang yang buta? Hanya Ulul Albab saja yang dapat mengambil pelajaran, 20. yaitu orang yang memenuhi janji Allah dan tidak melanggar perjanjian, 21. dan orang – orang yang menghubungkan apa yang diperintahkan Allah agar dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. 22. Dan orang yang sabar karena mengharapkan keridhaan Tuhannya, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang – terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; Orang itulah Ulil Albab yang mendapat tempat kesudahan yang baik, Jadi mereka Ulil Albab memiliki beberapa sifat – sifat atau kriteria yaitu -. Senantiasa mengambil pelajaran dan mampu melihat kebenaran itu dengan Penglihatan Mata dan Penglihatan Hatinya -. Memenuhi Janji Allah dan tidak melanggar Janji -. Menghubungkan apa yang diperintahkan Allah -. Takut kepada Allah dan Takut kepada Hisab yang Buruk -. Sabar -. Melaksanakan Sholat -. Melaksanakan Infak / Sedekah -. Menolak Kejahatan dengan Kebaikan dengan cara yang baik Sedangkan Yang dimaksud dengan “menghubungkan apa yang diperintahkan Allah” adalah apa yang dilarang dalam ayat 25 pada surah ar-Ra’d tersebut sbb, 25. Dan orang – orang yang melanggar janji Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan, dan berbuat kerusakan di bumi; mereka itu memperoleh kutukan dan tempat kediaman yang buruk. Saudaraku, Janji apakah itu sehingga sampai turun ayat berkaitan dengan itu? Pelajarilah tafsir ayat ini agar anda tidak salah jalan dan tidak salah pilih. Saya pribadi cenderung kepada penafsiran tentang Janji Kepemimpinan kepada Washi Rasul setelah Beliau Wafat yaitu Imam Ali as. Bahwa “memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan” ditujukan kepada orang – orang yang berbalik kebelakang menghianati Rasul sepeninggal beliau setelah sebelumnya berjanji menjadikan Imam Ali sebagai maula wali mereka, maka mereka telah memutuskan hubungan dengan ahlul bayt Imam Ali as yang seharusnya disambungkan atas perintah Allah. Ini hanya sekedar tambahan saja “Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. kamu menjadikan sumpah perjanjianmu sebagai alat penipu diantaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Allah hanya menguji kamu dengan hal itu, dan pasti pada hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” An Nahl[16] 92 Mereka berjanji pada rasul dan menampakkan kesetiaannya pada Rasul namun sepeninggal Rasul mereka melepaskan perjanjian mereka. Dan tahukah kalian apa janji mereka? Hal itu berhubungan dengan ar Ra’d25 di atas. Golongan yang sedikit itu adalah golongan Imam Ali as. Dengan perbuatan mereka memutuskan perjanjian dan kewalian kepada ahlul bayt yaitu Imam Ali as, dengan beranggapan bahwa kepemimpinan adalah Milik Umat bukan Milik Allah itulah awal perselisihan Umat dimulai. Padahal Perintah Allah agar Menyambung apa yang seharusnya disambungkan adalah untuk mencegah perselisihan Umat yaitu hanya berwali kepada satu saja yaitu Pengemban Washi Nabi yaitu Imam Ali as sebagai Khalifah Rasul Allah yang Sah. “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan.” Al An’am 116 “Ingatlah, pada hari ketika Kami panggil setiap umat dengan Imam mereka masing – masing bi imaamihim; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya dengan baik, dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun.” “Dan barang siapa BUTA a maa di dunia ini, maka di akhirat dia akan BUTA a maa dan tersesat jauh dari jalan.” Q. S Al Israa 71 – 72 “Dialah yang mengutus pada kaum yang buta huruf seorang rasul Muhammad diantara mereka, yang membacakan kepada mereka ayat – ayat-Nya, dan Dia menyucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah, dan sesungguhnya mereka dari sebelumnya benar – benar dalam kesesatan yang nyata.” Al Jumu’ah[62] 2 “54. Ataukah mereka dengki kepada an naas Muhammad atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada Keluarga Ibrahim aala Ibraahiim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan mulkan yang besar adziyma.” “55. Maka di antara mereka orang yang dengki itu, ada yang beriman kepadanya aamanu bihi=masuk Islam dan ada yang menghalangi manusia beriman kepadanya shodda anhu. Cukuplah bagi mereka neraka Jahannam yang menyala-nyala apinya.” An Nisa[4] 54-55 Allah mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada Ibrahim dan Keluarganya maka begitu pula kepada Muhammad dan Keluarganya 622. Allaahumma sholli ala Muhammad wa aali Muhammad. Maka Hikmah hanya diketahui dengan baik oleh Muhammad dan Keluarganya, maka sudah menjadi kewajiban orang beriman untuk bertanya kepada mereka atau BERIMAM kepada mereka ahlul bayt. Ternyata orang – orang yang beriman masih ada yang dengki kepada Muhammad dan keluarganya, dan kedengkian itu DITAMPAKKAN saat Muhammad SAAW wafat, dan kedengkian itu mulai dilancarkan kepada ahlul bayt yaitu Imam Ali+Fatimah dan keturunan mereka. Padahal ahlul bayt Imam Ali+Fatimah kepada mereka diajarkan Kitab dan Hikmah. Sekarang silahkan analisis ayat 454 di atas, bukankah yang dimaksud bahwa Muhammad dan Keluarganya juga diberikan karunia yang serupa dengan apa yang diberikan kepada Ibrahim dan keluarganya? Anda tentu tahu bacaan sholawat dalam tasyahud saat sholat bukan? Allah menyediakan Jahannam kepada orang – orang yang dengki tersebut baik mereka beriman maupun tidak. Iblis pun beriman namun dia tidak luput dari siksa. Allah telah memberikan kerajaan kepada keluarga Ibrahim, apakah mungkin jika Allah tidak memberikan kerajaan kepada keluarga Muhammad SAAW? Sedangkan Muhammad SAAW adalah Penghulu para Nabi? Penutup para Nabi dan kekasih Allah? Sehingga Namanya pun disandingkan sesudah Nama Allah? Karunia yang Allah berikan kepada Ibrahim dan Keluarganya yaitu Kerajaan yang besar adalah merupakan Sistem Pemerintahan Ilahi. Demikian pula karunia yang diberikan kepada Muhammad dan Keluarganya yaitu Kitab dan Hikmah dan Kerajaan sebagaimana Keluarga Ibrahiim adalah Sistem Pemerintahan Ilahi dimana Mereka di sebut Para Imam yang diangkat dan ditunjuk oleh Allah sebagai wakil-Nya di bumi menjadi bagian dari sistem Pemerintahan atau Kerajaan Allah, mereka tunduk kepada Allah maka pengikutnya juga tunduk kepada Allah. Para Imam ber-wali kepada Allah maka para pengikutnya juga berwali kepada Allah. “Tidak ada paksaan dalam agama Ad Dien, sesungguhnya telah JELAS antara jalan yang BENAR dengan jalan yang SESAT. Barangsiapa ingkar kepada taghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” “Allah Pelindung Wali orang yang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya. Dan orang – orang kafir, pelindung – pelindung atau wali – wali mereka Auliya uhum adalah taghut, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal didalamnya.” Al Baqarah 256-257 Ulul Albab akan menempati Surga Adn bersama keluarga mereka yang Shaleh yaitu mulai dari Nenek Moyang Mereka mulai dari orang tua sampai ke atas, Pasangan – pasangan Mereka Namun tidak menutup kemungkinan adalah Saudara Mereka asalkan mereka termasuk shaleh, Anak Cucunya Anak – anak ke bawah dan seterusnya yaitu dalam Ar-Ra’d[13] ayat 23 sbb, 23. yaitu surga – surga Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan – pasangannya dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat – tempat mereka dari semua pintu. Ayat – ayat mutasyabihat hanya bisa dipahami oleh Ulul Albab sebagaimana dijelaskan dalam Ali Imran[3]7 sbb, 7. Dialah yang menurunkan Kitab Al Qur’an kepadamu. Didalamnya ada ayat – ayat yang Muhkamat, itulah pokok – pokok kitab dan yang lain Mutasyabihat. Adapun orang – orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti apa yang samar – samar darinya mutasyabihat untuk mengharapkan fitnah dan mengharapkan takwilnya, dan tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang – orang yang mendalam ilmunya berkata, kami beriman kepadanya, semuanya dari sisi Tuhan kami. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali Ulul Albab. Ayat ini sangat sukar dipahami jika belum mencapai derajat Ulul Albab. Sungguh dalam ayat ini tersingkap rahasia dan hikmah yang besar. Dengan ayat ini Allah memisahkan/menyeleksi hamba- hamba-Nya atas sebagian hamba – hamba-Nya yang lain. Ulil Albab selalu mengambil pelajaran dari kisah Sejarah terdahulu baik yang sudah lama Nabi dan Umat Terdahulu sebelum Muhammad SAAW ataukah yang belum lama terjadi Umat Islam dll sebagaimana dijelaskan dalam Yusuf[12]111 sbb, 111. Sungguh pada kisah – kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi Ulul Albab. Itu Al Qur’an atau khususnya kisah yang dijelaskan dalam Surah Yusuf ayat 1 – 110 di atas bukanlah cerita yang dibuat – buat, tetapi membenarkan kitab – kitab yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan petunjuk dan rahmat bagi orang – orang yang beriman. Ulul Albab senantiasa membaca Al Qur’an untuk mendapatkan pelajaran sebagaimana dijelaskan dalam Ibrahim[14] 52 sbb, 52. Dan ini Al Qur’an adalah penjelasan yang sempurna, balagh bagi manusia, agar mereka diberi peringatan dengannya, agar mereka mengetahui bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar Ulul Albab mengambil pelajaran. Ulul Albab senantiasa mentaddabburi Al Qur’an sbb, 29. Kitab Al Qur’an yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka mentaddabburi ayat – ayatnya dan untuk mengingatkan Ulul Albab. Shad[38]29 24. Maka mengapakah mereka tidak mau mentaddabburi al-Qur’an? Apakah karena hati mereka terkunci mati?” QS 4724 Mentaddabburi berarti memikirkan dan merenungkan lalu menghayati karena sudah memahaminya maka diamalkan. Ulul Albab senantiasa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa misalnya kisah Nabi Ayyub yang dinyatakan dalam Shad[38] 43 sbb, 43. Dan Kami anugerahi dia Nabi Ayyub, dengan mengumpulkan kembali keluarganya dan Kami lipat gandakan jumlah mereka, sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi Ulil Albab. Ulul Albab senantiasa dapat Menerima Pelajaran Terbuka untuk mempelajari hal – hal yang baru. Namanya juga belajar berarti membuka diri untuk setiap informasi yang belum diketahuinya atau setiap hal yang baru misalnya informasi tentang Kepemimpinan Imam Ali as maukah dipikirkannya? sebagaimana dijelaskan dalam Az Zumar[39]9 sbb, 9. Apakah orang kafir yang lebih beruntung ataukah dia yang taat beribadah pada waktu malam dengan bersujud dan berdiri, dia takut azab akhirat dan dia mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah, Apakah sama orang yang mengetahui dan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya hanyalah Ulul Albab yang dapat mengambil pelajaran. Menurut penafsiran lain, yang dimaksud dengan Dia huwa di sini adalah Imam Ali as, dimana beliau sangat takut kepada Tuhannya bahkan sering pingsan dan pernah dikira wafat oleh Salman al Farisy karena terbujur kaku di bawah pohon. Oleh Fathimah Az Zahra as memberitahu Salman untuk menyiramkan air, bahwa dia Imam Ali selalu begitu sudah biasa mengalami begitu. Jadi ayat itu ditujukan kepada Imam Ali, sehingga jika penafsiran itu benar, maka Ulil Albab adalah Pengikut Imam Ali yang menolong beliau, membantu beliau, serta berwali kepada beliau sepeninggal Nabi Muhammad SAAW. Ulul Albab senantiasa menyaring informasi yang didengarnya yaitu dengan cara mendengarkan perkataan lalu mengambil apa yang terbaik dari perkataan itu. Jadi Ulul Albab itu adalah Kelompok Pendengar Yang Paling Baik diantara manusia sebagaimana dijelaskan dalam Az Zumar[39] 18 sbb, 18. yaitu mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang – orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah Ulul Albab. Ulul Albab senantiasa mempelajari Alam Sekitar planet Bumi yang merupakan kalangan cendekiawan atau intelektual dari berbagai disiplin ilmu biologi, kimia, fisika, matematika, geologi, geografi, astronomi, dan sebagainya sebagaimana dijelaskan dalam Az Zumar[39] 21 sbb, 21. Apakah engkau tidak memperhatikan, bahwa Allah menurunkan air dari langit, lalu diaturnya menjadi sumber – sumber air di bumi, kemudian dengan air itu ditumbuhkan-Nya tanaman – tanaman yang bermacam – macam warnanya, kemudian menjadi kering, lalu engkau melihatnya kekuning – kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai – derai. Sungguh pada yang demikian itu terdapat peringatan/pelajaran bagi Ulil Albab. Ulul Albab juga mempelajari petunjuk yang benar yang disampaikan Allah kepada Musa dan Kitab yang Hak yang diwariskan kepada Bani Israil sebagaimana dinyatakan dalam Al gahfir[40]53-54 sbb, 53. Dan sungguh Kami telah memberikan petunjuk kepada Musa, dan mewariskan Kitab kepada Bani Israel, 54. untuk menjadi petunjuk dan peringatan/pelajaran bagi Ulil Albab. Kitab yang dimaksud tidak berarti harus Taurat, sebab disini tidak disebutkan Taurat melainkan Kitab secara Umum, dimana sebutan Kitab biasa disebutkan dalam kata lain yaitu Kataba atau ketetapan. Maka bisa juga bermakna kemajuan Sains dan Teknologi yang dimiliki oleh Israel saat ini Allah mewariskan kepada mereka harus dapat dikuasai dan dipelajari oleh Ulil Albab. Petunjuk yang benar dari Musa kepada Bani Israel itulah yang telah mendarah daging dalam kehidupan mereka menjadi sifat kebiasaan dan tabiat “yang baik” mereka dan mengantarkan kemajuan Sains dan Teknologi bagi Bani Israel. Yang saya maksud tabiat/kebiasaan yang baik ini tentu kita hanya mengambil yang baik saja sebagai mana dalam Az Zumar 18, karena Allah telah mewariskan kebiasaan – kebiasaan baik itu kepada mereka, maka kita harus menirunya yang baik – baik saja. Perhatikanlah ucapanku ini wahai saudaraku Selagi Umat Islam Belum Berhasil Meniru Kebaikan Mereka Maka Umat Islam Tidak Akan Menang Terhadap Mereka, Sebab Allah Berkehendak Mewariskan Petunjuk Musa dan Warisan Kitab kepada Umat Islam. Ulul Albab yang bertakwa akan mendapatan keberuntungan sebagaimana dalam Al Maidah[5]100 sbb, 100. Katakanlah, tidaklah sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya keburukan itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah wahai Ulil Albab agar kamu beruntung. Tidak ada yang akan mampu mendapatkan pelajaran hikmah kecuali Ulul Albab sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an sbb, 269. Dia memberi hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali ulul albab. Al Baqarah[2] 269 This entry was posted in RELIGI and tagged Orang yang Berakal, Ulil Albab, Ulul Albab. Bookmark the permalink. +14 Berikut Ciri Ciri Dari Sikap Seorang Ulil Albab Kecuali Ideas. Web semangat belajar dari kitab suci dan sejarah. Web peran ulil albab dalam kebudayaan islam Ciri Orang Psht Cari Tahu Cirinya from terjemahan alquran, orang yang benar. Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh tetlah diberi kebajikan yang banyak. Web peran ulil albab dalam kebudayaan islam Ulil Albab Adalah Seseorang Yang Selalu Sadar Diri Dan Sadar Akan Perannya Dalam kepada adzab allah semangat belajar dari kitb suci dan sejarah mendermakan sebagian harta. Web berikut merupakan ciriciri dari sikap seorang ulil albab kecuali. 1 seorang ulil albab akan selalu Kepada Adzab Allah Semangat Belajar Dari Kitb Suci Dan Sejarah Mendermakan Sebagian jawabannya adalah belum tentu, karena dalam ayat diatas sudah dipaparkan dengan begitu jelas, bahwa definisi dari ulil albab adalah meliputi semua yang tertulis seperti. Semangat belajar dari kitab suci dan sejarah. Ali imran ayat 191 adalah… Peran Ulil Albab Dalam Kebudayaan Islam kata ulul albab atau ulil albab jika di sederhanakan sering dikategorikan sebagai 'orang yang berakal atau orang yang berpikir. Web berikut yang tidak termasuk sikap seorang ulil albab yang tercantum dalam Web berikut ciri ciri dari sikap seorang ulil albab Sebagian Harta Yang itu, dia juga berpikiran cemerlang melalui. Web delapan ciri ulil albab ulil albab bukanlah sekadar punya akal, tetapi dia adalah intelektual muslim yang berpikir secara ilmiah. Mereka senantiasa mengingat allah dalam kondisi apapun, termasuk ketika berdiri, duduk,.Web Dilansir Dari Ensiklopedia, Berikut Ini Tidak Termasuk Sikap Seorang Ulil Albab Yang Tercantum Dalam semangat belajar dari kitab suci dan sejarah. Web delapan ciri ulil albab ulil albab bukanlah sekadar punya akal, tetapi dia adalah intelektual muslim yang berpikir secara ilmiah. Semangat belajar dari kitb suci dan sejarah; Oleh Willi Ashadi, MA Mukaddimah Salah satu tugas dan tujuan manusia diciptakan oleh Allah swt menjadi wakil Tuhan dimuka bumi khalifah-al-baqoaroh30. Sepertihalnya ciptaan Allah swt lainnya, kehidupan manusia terbatas dan tidak abadi dialam dunia. Sejatinya keabadian itu akan nyata dikemudian hari yaitu alam akhir the end of day. Dunia hanya menjadi persinggahan sementara sebagai persiapan menuju alam akhirat. Esensi dan tujuan kehidupan manusia didunia hanya satu yaitu untuk beribadah kepada sang Khaliq yaitu Allah swt. Oleh karenanya manusia harus berikhtiyar menjadikan hari demi hari, waktu demi waktu serta silih bergantinya malam dan siang tidak lain hanya untuk dijadikan sesuatu yang bernilai ibadah. Didalam al-qur’an Allah swt berfirman Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. adzariyah56 Pembahasan Salah satu kriteria manusia beroreantasi akhirat yang diajarkan melalui nash Al-qur’an ialah manusia yang Ulil Albab. Manusia Ulil Albab merupakan suatu figure dan kriteria manusia yang patut dijadikan role model dikehidupan dunia. Manusia ulil albab terdiri dari tiga kata, yaitu manusia, Ulil dan Albab. Secara Bahasa istilah manusia diistilahkan dalam alqur’an dengan beberapa penyebutan antara lain insan, annas, dan basyar. Penyebutan insan/ins disebutkan sebanyak 65 kali didalam alqur’an. Sementara basyar disebutkan sebanyak 35 kali sedangkan an-nas disebutkan sebanyak 240 kali. Adapun kata Ulil merupakan kata jamak yang diartikan Pemilik/Memiliki seseorang yang memiliki keistimewaan Kamus Mahmud Yunus. Sementara Albab yang berasal dari kata Allababu atau al-lub diartikan Inti dari segala sesuatu Kamus al-munjid fil lughoh wal a’lam. Jadi Ulil albab bisa diartikan Memiliki Inti dari segala sesuatu. Jika semisal makna Ulil Albab diilustrasikan pada diri manusia, maka inti dari segala sesuatu dalam diri manusia ialah hati. Dengan kata lain bahwa yang paling berharga dalam diri manusia adalah hati. Hal ini relevan dengan hadis Rasulullah SAW yang bersabda “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati jantung.”HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599. Lebih jauh lagi terminology Ulil Albab bisa dimaknai bahwa manusia yang meletakkan Allah, Rasul dan ajaran Islam dalam hati yang terdalam adalah mereka manusia yang Ulil Albab. Didalam alqur’an sendiri kata Ulil Albab disebutkan sebanyak 16 kali. Salah satu makna Ulil Albab dalam terjemahaan alqur’an yaitu orang orang yang berakal. Surah ali Imran ayat 190-191 misalnya menyebutkan Allah swt berfirman Artinya “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” QS. Ali-Imran 190-191. Lantas bagaimana kriteria manusia Ulil albab tersebut? Berdasarkan ayat diatas ali Imran190-191, mereka yang disebut Manusia Ulil albab senantiasa menggunakan akalnya untuk mentadabburi, mengobservasi, memikirkan, menghayati, mengintrospeksi akan adanya sesuatu yang telah diciptakan oleh sang Khaliq yaitu Allah swt. Manusia ulil albab tersebut senantiasa terbenak dalam mindsetnya bahwa semua yang ada di alam semesta ini yang telah diciptakan oleh Allah swt, tidak ada satupun yang sia sia. Semua makhluk yang Allah swt ciptakan meskinya dan pastinya ada kebermanfaatan dan kebermaslahatan. Mereka yang menggunakan akal sebagai perenungan menuju kebermanfaatan dan kebermaslahatan adalah Manusia Ulil Albab. Lebih lanjut lagi ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa ciri-ciri manusia Ulil albab antara lain mereka senantiasa yang mengingat dan melibatkan Allah swt dalam kondisi apapun seperti keadaan berdiri, duduk, berbaring yang senantiasa mengingat Allah swt. Dengan demikian, jika manusia dalam aktivitas kehidupan sehari harinya senantiasa mengingat dan melibatkan Allah swt, merekalah sejatinya figure manusia Ulil Albab. Penutup Kehidupan manusia dialam dunia hanya sementara, harta pasti akan ditinggalkan, jabatan juga demikian yang dibawa hanyalah amal ibadah sebagai bekal menuju alam akhirat. Sungguh beruntunglah jika seorang manusia mampu memposisikan sebagai manusia Ulil Albab. Manusia Ulil Albab merupakan manusia yang senantiasa meletakan Allah, Rasulullah dan Ajaran Islam didalam hatinya yang paling dalam. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang Ulil Albab. Amiin. Ilustrasi Arti Ulil Albab dan Contohnya dalam Kehidupan. Sumber albab artinya orang-orang yang berakal. Seorang ulil albab adalah seseorang yang selalu sadar diri dan sadar akan perannya dalam masyarakat. Mereka adalah pribadi yang selalu berpikir dan mencari kebenaran tentang penciptaan langit dan bumi. Orang-orang ulil albab diberi keistimewaan berupa hikmah, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Keistimewaan ini tidak dapat dengan begitu saja namun dengan proses belajar dan menuntut ilmu. Orang-orang ulil albab adalah orang-orang yang selalu mengingat Allah SWT. Menurut buku Al-Quran Hadis Madrasah Aliyah Kelas XI oleh H. Aminudin dan Harjan Suryana 2021 106, ciri-ciri orang-orang yang berilmu antara lain adalah orang-orang yang selalu meyakini bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah SWT dan tidak ada satupun ciptaan-Nya yang sia-sia, senang membaca buku-buku pengetahuan sebagai bukti kecintaannya pada pengetahuan, serta selalu bersikap sopan dalam belajar dan menghormati Arti Ulil Albab dan Contohnya dalam Kehidupan. Sumber Sifat Ulil Albab dalam KehidupanBerdasarkan buku Agar Layar Tetap Terkembang Upaya Menyelamatkan Umat oleh Prof. Dr. Didin Hafidhuddin 2006 80-81, beberapa sifat yang menjadi contoh ulil albab antara lain sebagai berikutBersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu Sifat ini dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan rajin belajar dan membaca buku-buku pengetahuan. Belajar bukan hanya bertujuan untuk mencapai hasil akademik yang baik, namun supaya kita dapat memahami alam semesta dan mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan. Mampu memisahkan yang baik dan yang buruk Dengan ilmu kita dapat mengetahui mana yang baik mana yang buruk sebelum membuat keputusan. Dengan ilmu seseorang dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan tidak dalam mendengarkan pembicaraan, pandai menimbang-nimbang ucapan, teori, proposisi, dalil, atau argumentasi Dengan ilmu yang kita miliki, kita dapat memberikan pandangan kita terhadap suatu opini atau teori dengan dasar yang jelas. Bersedia mendakwahkan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat Seseorang yang berilmu harus menyebarkan kembali ilmu yang dimilikinya untuk masyarakat, supaya ilmu itu dapat terasa manfaatnya. Selain itu ilmu juga termasuk sebagai salah satu amal jariyah. Ilustrasi Arti Ulil Albab dan Contohnya dalam Kehidupan. Sumber penjelasan mengenai arti ulil albab dan contoh sifat-sifatnya dalam kehidupan. Semoga kita dapat menjadi orang-orang yang dapat menerapkan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan. IND Reporter Ulyaeni Maulida Table of Contents Show Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul Ulil AlbabSikap Ulil AlbabCiri-Ciri Ulil AlbabPerilaku Yang Mencerminkan Ulil AlbabVideo yang berhubunganإِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰت لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰما وَقُعُودا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِVideo yang berhubungan Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi ulul albab. Dream – Surat Ali Imran merupakan surat ketiga dalam Al Quran. Banyak keutamaan yang terkandung dalam surat Ali Imran. Salah satunya dalam surat Ali Imran ayat 190-191. Surat Ali Imran ayat 190-191 menjelaskan tentang penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagiulul albab. 10 Potret Rumah & Gaya Mewah Ayu Thalia, Ngaku Tidur’ dengan Putra Ahok Nicholas Sean, Ternyata Sultan! Ulil albab yang diterjemahkan sebagai orang-orang berakal memiliki dua ciri utama yakni dzikir dan pikir. Ilustrasi Berdoa [Foto Ilustrasi Al Quran. Surat Ali 'Imran Ayat 190-191 /PIXABAY / shzern - Ulil albab adalah sebutan yang Allah gunakan bagi orang-orang yang berakal. Ulil Albab adalah orang-orang yang mengingat Allah di setiap keadaan. Baca Juga Surat Ali 'Imran Ayat 159, Pengertian Tawakal Baik dalam keaadaan berdiri, duduk, bahkan berbaring, mereka senantiasa mengingat Allah. > اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb. allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu'ụdaw wa 'alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā 'ażāban-nār ali Baca Juga Surat Ali 'Imran Ayat 159, yang Harus Dilakukan Setelah Bermusyawarah Ulil Albab Pengertian, Ciri, dan Dalilnya [Lengkap] – Sudah pernah mendengarkah kalian istilah dari ulil albab, mungkin diantara kalian ada yang sudah mengetahuinya, namun ada juga yang baru mendengar istilah ulil albab. Pada kesempatan kali ini Pendidik akan memberikan penjelasan mengenai ulil albab yang mencakup pengertian, ciri dan juga dalil-dalil tentang Ulil Albab ini. Untuk itu simak penjelasannya berikut ini Tahukah kalian bahwa Ulil Albab merupakan orang yang senantiasa menggunakan akalnya di dalam setiap keadaan dan kondisi apapun dan selalu didasarkan dengan mengingat Allah SWT. Pengertian Ulil Albab Secara sederhana, Ulil Albab diartikan sebagai orang yang berakal dan juga orang yang berfikir. Namun tidak sesederhana itu, itu hanya makna menurut bahasanya saja. Jika diartikan secara mendalam, orang yang selalu berfikir adalah orang yang selalu menggunakan akal pikirannya dalam untuk senantiasa menambah keimanan dan juga menggunakan wawasan, keimanan serta pikirannya untuk selalu memperhatikan ciptaan Allah SWT baik itu dalam keadaan sedang berdiri, duduk, tidur, berbaring dan lain sebagainya. Sebagaimana terdapat di dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat [190-191], yang berbunyi إِنَّفِي خَلْقِالسَّمَاوَاتِوَالأَرْضِوَاخْتِلاَفِاللَّيْلِوَالنَّهَارِلآيَاتٍلِّأُوْلِيالألْبَابِ الَّذِينَيَذْكُرُونَاللّهَقِيَامًا وَقُعُودًاوَعَلَىَجُنُوبِهِمْوَيَتَفَكَّرُونَفِي خَلْقِالسَّمَاوَاتِوَالأَرْضِرَبَّنَامَاخَلَقْتَهَذا بَاطِلاًسُبْحَانَكَفَقِنَاعَذَابَالنَّارِ Artinya “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab. [Yaitu] orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi [seraya berkata] “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. [Ali Imran 190-191]. Jika kita lihat arti dari surat Ali-Imran ayat 190-191 tersebut, memiliki 3 makna diantaranya adalah 1. Hanya orang-orang yang hatinya terbukalah yang dapat mempergunakan akal pikirannya untuk berpikir dan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. 2. Ciri Ulil Albab adalah orang yang senantiasa mempergunakan akal pikirannya untuk mengingat Allah SWT dalam kondisi dan keadaan apapun. 3. Segala apa yang Allah SWT ciptakan itu tidak akan ada yang sia-sia. Apakah orang yang selalu berpikir itu termasuk ke dalam golongan Ulil Albab? Jawabannya tentu tidak. Karena telah dijelaskan dalam surat Ali Imran diatas bahwa seseorang yang dapat dikatakan orang yang selalu berfikir adalah orang pikirannya digunakan untuk berpikir tentang ciptaan Allah dan juga orang yang mampu melakukan segala sesuatu dengan mengingat Allah SWT dalam segala kondisi baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring bahkan pada saat sedang berpikir, dirinya tidak pernah terlepas dari dzikir atau mengingat Allah SWT. Sikap Ulil Albab Adapun sikap seorang Ulil Albab sebagaimana yang telah tercantum di dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran ayat 190-191 adalah sebagai berikut 1. Yang pertama sikap yang dapat merenungkan dan mengingat kebesaran ciptaan Allah SWT. 2. Dapat menghafalkan ayat – ayat tertentu. 3. Mampu mengingat Allah SWT. dalam keadaan duduk. 4. Mampu mengingat Allah SWT. dalam keadaan berdiri. 5. Mampu mengingat Allah SWT dalam keadaan berbaring. Ciri-Ciri Ulil Albab Seseorang yang dapat dikatakan orang yang selalu berfikir tentu memiliki ciri – ciri khusus yang tidak semua orang memilikinya. Adapun ciri dari orang yang memiliki akal yang sempurna berdasarkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut 1. Orang-orang yang berakal, yakni orang yang senantiasa selalu mengingat Allah SWT dengan cara melihat dan mentadaburi ciptaan-Nya baik yang berada di langit maupun yang berada di bumi. 2. Orang – Orang yang berdzikir, yakni orang yang selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan dan kondisi apapun serta dimanapun. Jadi seorang yang dikatakan orang yang memiliki akal yang sempurna itu dia tidak pernah lepas diingatan serta hatinya selalu ada Allah SWT. 3. Orang – Orang yang selalu memuji Allah SWT. Yakni orang yang selalu mengucapkan kalimat syukur kepada Allah atas nikmat dan kekagumannya kepada Dzat Yang Maha Agung, dan selalu mengucapkan kalimat-kalimat Allah, seperti tahmid, tahlil, dan msih banyak lagi. Perilaku Yang Mencerminkan Ulil Albab Adapun perilaku yang mencerminkan seorang orang yang memiliki akal yang sempurna diantaranya adalah sebagai berikut 1. Berdzikir atau mengingat Allah SWT dalam keadaan dan kondisi apapun baik itu senang maupun bahagia. 2. Mentafakuri ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara mentadaburi segala ciptaan-Nya. 3. Merenungi dan mengambil hikmah dari adanya pergantian alam yang ada di bumi seperti pergantian malam ke siang begitu sebaliknya. 4. Memanfaatkan waktu dengan baik, seperti malam untuk beristirahat dan tak lupa ibadah, sedangkan siang untuk bekerja juga ibadah. 5. Senantiasa selalu menghambakan diri kita kepada Allah SWT. Baca Juga Hadhorot Bacaan Tawasul Kesimpulan Jika dilihat dari keterangan diatas, dapat kita simpulkan bahwa tidak semua orang yang berpikir itu bisa dikatakan ulul albi, seperti manusia yang memiliki akal pikiran namun ia masih bingung akan takdirnya yang mungkin tidak sesuai dengan yang ia inginkan. Manusia yang masih bimbang, bingung, gelisah terhadap makna kehidupan yang sesungguhnya, bingung dan bertanya kenapa harus ada bencana datang, kesulitan datang, bahkan tidak mampu untuk memahami ayat-ayat mutasyabihaat yang ada di dalam Al-Qur’an, artinya kita memang berakal, namun belum termasuk ke dalam golongan yang tersebut. Nah itulah penjelasan mengenai Ulil Albab Pengertian, Ciri, dan Dalilnya [Lengkap]. Semoga dapat bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Terimakasih 🙂 Video yang berhubungan Konsep ulul albab Kepribadian orang cerdas sesungguhnya sudah dijelaskan pada surat Ali Imran ayat 190-191. Pada ayat ini, orang cerdas disebut dengan Ulul albab. Bahkan menariknya lagi, orang yang mampu berfikir kristis, juga bisa masuk pada kategori ulul albab. Lantas, bagaimana konsep kepribadian ulul albab dalam Al-Quran?. berikut Firman Allah SWT, Surat Ali Imran ayat 190-191 إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰت لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٱلَّذِينَ يَذۡكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰما وَقُعُودا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمۡ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هَٰذَا بَٰطِلا سُبۡحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal” “yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka” Baca juga Beda Derajat Orang yang Berilmu dan Tidak Berilmu Tafsir Surat Ali Imran Ayat 190-191 Ayat ini merupakan bantahan bagi kaum Yahudi yang mengklaim kefakiran Allah Innallaha ta’ala faqirun wa nahnu aghniyaa. Kemudian pada kitab Lubaabun Nuqul Fi Asbabin Nuzul karangan Jalaluddin as-Suyuti, Surat Ali Imran ayat 190-191 ini turun untuk menjelaskan bukti kaum Yahudi mengklaim kefakiran Allah SWT. Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “orang-orang Quraisy mendatangi orang-orang Yahudi dan bertanya kepada mereka, apa tanda-tanda yang dibawa Musa kepada kalian?” Orang-orang Yahudi itu menjawab “Tongkat dan tangan yang putih bagi orang-orang yang melihatnya.” Lalu, orang-orang Quraisy itu mendatangi orang-orang Nasrani, lalu bertanya kepada mereka, “apa tanda-tanda yang diperlihatkan Isa?” Mereka menjawab, “Dia dulu menyembuhkan orang yang buta, orang yang sakit kusta dan menghidupkan orang mati.” Lalu mereka mendatangi Nabi SAW. Lalu berkata kepada beliau, “Berdoalah kepada Tuhanmu untuk mengubah bukit shafa menjadi emas untuk kami.” Lalu beliau berdoa, maka turunlah firman Allah surat ali imron ayat 190-191. Baca juga Tafsir Tarbawi Semangat Pendidikan Islam Ada pada Orang yang Berilmu Ayat 190 bicara tentang hikmah penciptaan langit dan bumi hanya dirasakan oleh ulul albab, yakni orang-orang yang mengingat Allah SWT. Syaikh Imam al-Qurthubi pada kitab tafsirnya yaitu Tafsir al-Qurtubi, menjelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan kita untuk melihat, merenung, dan mengambil kesimpulan atas tanda-tanda ke Tuhanan. Tanda-tanda tersebut tidak mungkin ada, kecuali Allah lah yang menciptakannya. Dan orang yang bisa melakukan perenungan atas segala penciptaan Allah SWT pada alam semesta, hanyalah ulul albab. Bagaimanakah Ciri-ciri yang Dinamai Ulul Albab? Ulu dalam bahasa Arab berarti ashab yaitu pemilik. Sedangkan albab adalah bentuk jamak dari al-lubb yang berarti inti segala sesuatu substansi. Dalam Al-Quran, kata ini disebutkan sebanyak 16 kali dan selalu merujuk pada arti orang yang berakal. Pada kitab Tafsir al-Misbah karya Quraish Shihab, ayat tersebut dijelaskan sebagian dari ciri-ciri siapa yang dinamai Ulūl–albāb. Mereka adalah orang, baik laki-laki atau perempuan, yang terus menerus mengingat Allah, dengan ucapan dan atau hati dalam seluruh situasi dan kondisi apapun. Dengan cara apa mereka mengingat Allah? Yakni dengan cara berdizikir. Sedangkan jika untuk objek akal pikiran adalah seluruh makhluk ciptaan Allah, diberikan kebebasan akal seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam. Baca juga Belajar Ontologi Filsafat dari Kisah Nabi Ibrahim Dengan demikian, dapat disimpulkan, ulul albab ialah orang-orang yang menggunakan akal dan logikanya dengan baik dan benar untuk mengenal siapakah Allah, serta memahami segala keagungan dan kekuasaan Allah. Dengan melalui tanda-tanda ciptaan Allah, maupun hukum ketetapan Allah, serta memahami sabab nuzul ayat Al-Quran, maka semua itu bisa disebut dengan ulul albab. Wallahu a’lam[]

berikut ciri ciri dari sikap seorang ulil albab kecuali