Apabilaada soal atau tulisan yang salah silahkan laporkan kepada pengawas ujian Sebuah teropong bintang memiliki jarak fokus objektif 2,4 m dan jarak fokus okuler 6 cm, untuk mengamati benda-benda angkasa dengan mata tidak berakomodasi. Tentukan : a. Perbesaran anguler teropong. b. Panjang teropong. c. Panjang teropong jika mata
BelajarFisika Teropong Bintang: Fungsi, Pembentukan Bayangan, Rumus Perbesaran & Panjang, Teladan Soal + Pembahasan Edit. Teropong atau teleskop merupakan alat optik yang sanggup digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh sehingga tampak lebih bersahabat dan lebih jelas. Pada tahun 1906,
Soaldan pembahasan alat Optik Ketika sinar cahaya menumbuk bidang cermin, sinar cahaya akan memantul dari cermin. Pemantulan atau Refleksi melibatkan perubahan arah sinar cahaya.
A 210 cm B. 180 cm C. 150 cm D. 120 cm E. 30 cm 70. Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif dengan jarak fokus 175 cm dan lensa okuler dengan jarak fokus 25 cm. Panjang teropong dan perbesaran anguler teropong berturut-turut .. A. 200 cm dan 1 kali B. 200 cm dan 10 kali C. 200 cm dan 7 kali D. 250 cm dan 8 kali E. 250 cm dan 10 kali 71.
Perbesarananguler lup untuk mata berakomodasi maksimum dihitung dengan menggunakan persamaan (4), yaitu sebagai berikut. M = 2,5 + 1 = 3,5 Jadi, perbesaran anguler
perbedaan proses pasca panen antara metode honey dan natural adalah. Dalam gerak melingkar terdapat dua jenis besaran fisika yang mempengaruhi gerak benda, yaitu besaran sudut anguler dan besaran linier tangensial. Lalu apa saja besaran-besaran sudut dan linear tersebut? Berikut ini adalah daftar besaran pada gerak melingkar yang sudah penulis rangkum dalam bentuk tabel. Tabel Besaran Anguler dan Besaran Tangensial pada Gerak Melingkar No. Besaran Sudut Anguler Besaran Linear Tangensial 1 Posisi sudut θ Panjang lintasan s 2 Kecepatan sudut Kecepatan linear v 3 Percepatan sudut α Percepatan tangensial at 4 Periode T Percepatan sentripetal as 5 Frekuensi f Jari-jari R Besaran sudut seperti posisi sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut merupakan besaran vektor. Sedangkan periode dan frekuensi adalah besaran skalar. Untuk besaran linear seperti kecepatan linear, percepatan tangensial dan percepatan sentripetal merupakan besaran vektor sedangkan panjang lintasan dan jari-jari merupakan besaran skalar. Berbicara mengenai vektor pasti tidak pernah lepas dengan arah gerak. Lalu tahukan kalian bagaimana arah besaran sudut dan linear tersebut pada gerak melingkar? Secara umum, untuk besaran sudut atau anguler, arahnya geraknya mengikuti arah gerak benda di sepanjang lintasan yang berbentuk lingkaran atau dengan kata lain ikut bergerak melingkar. Sedangkan untuk besaran linear atau besaran tangensial kecuali percepatan sentripetal arah geraknya selalu menyinggung lingkaran. Dengan kata lain arah gerak besaran tangensial selalu tegak lurus dengan jari-jari lingkaran. Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan gambar berikut ini. Jika kalian sudah paham mengenai besaran sudut dan linear pada gerak melingkar, sekarang saatnya kita mempelajarai bagaimana hubungan antara besaran anguler dengan besaran tangensial pada gerak melingkar. Hubungan antara kedua besaran tersebut sangat penting dalam menentukan rumus turunan yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan fisika yang berkaitan dengan gerak melingkar. Untuk itu silahkan kalian simak penjelasan berikut ini. 1 Hubungan Antara Posisi Sudut θ dengan Panjang Lintasan s Gambar di atas menunjukkan partikel P bergerak melingkar dengan sumbu tetap O dan jari-jari R. Jika partikel P bergerak dari titik A ke titik B dengan menempuh lintasan busur sepanjang s, sedangkan posisi sudut yang terbentuk antara titik A dan titik B adalah θ, maka diperoleh hubungan rumus sebagai berikut θ = s ……………………… pers. 1 R Dari persamaan 1 kita bisa mendapatkan rumus panjang lintasan lingkaran sebagai berikut s = θR …………………… pers. 2 Keterangan θ = posisi sudut rad s = busur lintasan m R = jari-jari m Persamaan 2 tersebut merupakan rumus hubungan antara besaran sudut yaitu posisi sudut dengan besaran tangensial yaitu panjang lintasan/busur lintasan. Contoh Soal 1 Sebuah benda bergerak melingkar dengan jari-jari lingkaran yang dibentuknya 80 cm. Tentukan posisi sudut dalam satuan radian dan derajat jika benda tersebut menempuh lintasan dengan panjang busur 6 cm. Penyelesaian Dalam radian θ = s/R θ = 6 cm/80 cm θ = 0,075 rad konversi satuan tidak diperlukan karena memiliki satuan yang sama Dalam derajat θ = 0,07557,3° θ = 4,30° 2 Hubungan Antara Kecepatan Sudut dengan Kecepatan Linear v v = s ……………………… pers. 3 t Jika kita subtitusikan persamaan 2 ke persamaan 3, maka kita peroleh rumus kecepatan tangensial pada gerak melingkar sebagai berikut v = θ R …………………… pers. 4 t Karena θ/t = , maka persamaan 4 menjadi v = R ………..…………… pers. 5 Keterangan v = kecepatan tangensial m/s = kecepatan anguler rad/s t = selang waktu s R = jari-jari lingkaran m Persamaan 5 inilah merupakan rumus hubungan antara kecepatan linear/tangensial dengan kecepatan sudut anguler. Contoh Soal 2 Sebuah balok kecil berada di tepi meja putar yang berjari-jari 0,4 m. Mula-mula meja berputar dengan kecepatan sudut 20 rad/s. Karena mengalami percepatan maka kecepatan sudutnya berubah menjadi 50 rad/s setelah bergerak selama 15 s. Berapakah kecepatan linear awal dan akhir balok tersebut? Penyelesaian Diketahui R = 0,4 m 0 = 20 rad/s = 50 rad/s t = 15 s. Ditanya kecepatan linear awal v0 dan kecepatan linear akhir v v0 = 0 × R v0 = 20 × 0,4 v0 = 8 m/s v = × R v = 50 × 0,4 v = 20 m/s 3 Hubungan Antara Percepatan Sudut α dengan Percepatan Linear at at = v ……………………… pers. 6 t Jika kita subtitusikan persamaan 5 ke persamaan 6, maka kita peroleh rumus percepatan tangensial pada gerak melingkar sebagai berikut at = R …………………… pers. 7 t Karena /t = α, maka persamaan 7 menjadi at = αR ………..…………… pers. 8 Keterangan at = percepatan tangensial m/s2 α = percepatan anguler rad/s2 R = jari-jari lingkaran m Persamaan 8 inilah merupakan rumus hubungan antara percepatan linear/tangensial dengan percepatan sudut anguler. Contoh Soal 3 Dari contoh soal 2, tentukan percepatan tangensial balok! Penyelesaian Untuk menghitung percepatan tangensial, kita harus mengetahui dahulu nilai percepatan anguler dari balok tersebut yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut α = – 0/t α = 50 – 20/15 α = 2 rad/s2 Dengan menggunakan persamaan 8, maka besar percepatan tangensial yang dialami balok adalah sebagai berikut at = αR at = 2 × 0,4 = 0,8 m/s2 4 Hubungan Antara Kecepatan Sudut dengan Percepatan Sentripetal as Dalam gerak melingkar beraturan GMB, percepatan sentripetal atau percepatan radial dirumuskan sebagai berikut as = v2 ……………………… pers. 9 R Jika kita subtitusikan persamaan 5 ke persamaan 9, maka kita peroleh rumus percepatan radial pada gerak melingkar sebagai berikut as = R2 R as = 2R ……………… pers. 10 Keterangan as = percepatan sentripetal m/s2 = kecepatan anguler rad/s R = jari-jari lingkaran m Persamaan 10 inilah merupakan rumus hubungan antara percepatan sentripetal pada besaran linear dengan kecepatan sudut pada besaran sudut. Contoh Soal 4 Sebuah titik berada di tepi sebuah CD yang berjari-jari 4 cm. CD tersebut berputar di dalam CD Player dengan kecepatan sudut 3 rad/s. Tentukan percepatan sentripetal pada titik tersebut! Penyelesaian Diketahui R = 4 cm = 0,04 m = 3 rad/s maka dengan menggunakan persamaan 10, percepatan sentripetal titik tersebut adalah as = 2R as = 32 × 0,04 as = 0,36 m/s2 atau 36 cm/s2 5 Hubungan Antara Periode T, Frekuensi f dengan Percepatan Sentripetal as Ketika suatu benda melakukan gerak melingkar satu kali putaran penuh maka besar sudut tempuhnya adalah θ = 2π, dimana waktu untuk melakukan satu kali putaran adalah periode T, sehingga kecepatan sudut dirumuskan sebagai berikut = 2π ……………………… pers. 11 T Jika persamaan 11 kita subtitusikan ke persamaan 10, maka rumus percepatan sentripetal akan menjadi seperti di bawah ini. as = 2π/T2R as = 4π2R ……………………… pers. 12 T2 Karena 1/T = f, maka persamaan 12 dapat kita tuliskan sebagai berikut as = 4π2f2R ……………………… pers. 13 Keterangan as = percepatan sentripetal m/s2 T = periode s f = frekuensi Hz R = jari-jari lingkaran m Persamaan 12 dan persamaan 13 merupakan rumus hubungan antara percepatan sentripetal atau percepatan radial dengan periode dan frekuensi gerak melingkar. Contoh Soal 5 Sebuah piringan hitam sedang berputar dengan kecepatan sudut 30 rpm. Berapakah percepatan sentripetal sebuah titik putih yang berada 5 cm dari pusat piringan tersebut? Penyelesaian Diketahui = 30 rpm = 30/60 putaran/s = 0,5 putaran/s R = 5 cm = 0,05 m Ditanya as as = 4π2f2R f = 0,5 Hz frekuensi di definisikan sebagai jumlah putaran per detik as = 4 × 3,142 × 0,52 × 0,05 as = 0,49 m/s2. Dengan demikian jika semua persamaan atau rumus hubungan antara besaran sudut anguler dengan besaran linier tangensial kita kumpulkan jadi satu, maka kita peroleh penting dalam kinematika gerak melingkar, yaitu sebagai berikut Nama Besaran Rumus Panjang Busur Lintasan s = θR Kecepatan Linear Tangensial v = R Percepatan Linear Tangensial at = αR Percepatan Sentripetal radial as = 2R as = 4π2R T2 as = 4π2f2R Demikianlah artikel tentang hubungan antara besaran sudut anguler dengan besaran linear tangensial pada gerak melingkar. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.
Coba deh kamu pergi ke lapangan luas, lalu lihat ke sekitar. Seberapa jauh kamu bisa memandang? Ketika kamu melihat pohon di kejauhan, pasti akan kelihatan sangat keciiiiil. Eh, begitu kamu deketin pohonnya, ternyata ukurannya besar. Kok bisa gitu ya? Hal ini, disebabkan oleh perspektif. Lalu, sekarang coba, deh, kamu tengok ke langit. Apa yang kamu lihat? Kalo yang kamu liat jemuran warga, geseran dikit dong. Jemuran sumber Saat kita menatap langit, apalagi di malam hari, pasti hanya terlihat cahaya titik-titik putih. Sama halnya dengan perspektif tadi, titik putih yang sangat kecil ini, ternyata ukuran aslinya besaaar banget. Nah, titik-titik kecil di langit itu, sebenarnya bisa kita lihat dengan alat bantu. Namanya, teleskop atau teropong bintang. Teropong bintang biasanya digunakan oleh para astronomer untuk mencari planet baru. Di alat ini, terdapat dua buah lensa cembung, yaitu lensa objektif yang berada di depan, yang menerima cahaya langsung dari objek. Dan lensa okuler, yaitu lensa yang berada dekat dengan pengamat. Cara kerja teropong bintang adalah dengan metode “pengumpulan cahaya”. Sekarang bayangkan di rumah kamu sedang turun hujan. Lalu, kamu ambil ember dan tampung air hujannya. Pasti, deh, semakin besar ember yang kamu pakai, air yang kamu tampung juga semakin banyak. Nah, prinsip kerja teropong bintang kurang lebih kayak gitu. Tapi yang ditampung bukan air, melainkan cahaya. Tampungan air hujan seperti cara mata dan teropong bintang bekerja sumber Oke, kalau masih bingung. Kita mundur sedikit mengenai cara mata kita bekerja. Sejatinya, mata kita sama kayak “ember” yang menampung air hujan tadi. Bedanya, si air adalah “cahaya” yang ada di sekeliling kita dan ember yang menampung cahayanya adalah pupil mata kita. Cahaya-cahaya yang masuk ke dalam pupil, pada akhirnya ngebuat kita bisa melihat sekitar. Pupil mata sumber Masalahnya, karena ukuran pupil mata kita kecil, cahaya yang masuk hanya sedikit. Teropong bintang, membantu kita mengumpulkan cahaya-cahaya yang tidak jatuh ke mata kita, memfokuskannya, dan mengarahkannya langsung ke mata. Anggap “ember penangkap cahaya” itu diberi lorong, dan di sana, cahaya-cahaya itu dikumpulkan, difokuskan, dan dikirim langsung menuju ke mata kita. Banyaknya jumlah cahaya yang dikumpulkan, tergantung dari area lensa teropong bintang yang kita lihat. Itu artinya, kalau kamu mengubah diameter teropong bintangnya menjadi dua kali lipat lebih besar, kita bakalan dapet cahaya sebanyak 4 kali lipat lebih banyak. Bagaimana Teropong Bintang Bisa Mengumpulkan Cahaya? Oke, sekarang bagaimana caranya si teropong bintang mengumpulkan cahaya supaya bisa masuk ke pupil mata kita? Bukan. Kamu jangan bayangin teropong bintang ini memungut cahaya kayak orang mungut recehan di jalan. Tetapi, membengkokkan cahaya yang ada di sekitar, dan mengarahkannya ke dalam teropong bintang. Mengumpulkan uang receh sumber Cara kerja teropong bintang itu mengubah arah cahaya dari suatu benda. Ya, cahaya selalu akan “berubah” arah apabila pindah dari satu medium ke medium lain. Itu lah kenapa kalau kamu memasukkan sendok ke dalam air, mata kita melihat seolah si sendok itu “patah” atau bengkok. Sendoknya gakpapa, tapi cahaya yang kita lihat bengkok, sehingga membentuk gambaran di kepala kita bahwa sendok yang ada di air itu “berbeda” karena cahayanya belok. Baca juga Avengers Infinity War dan Mengapa Butuh Kostum Baru Spiderman Pembiasan cahaya pada sendok yang masuk ke dalam air sumber Teropong bintang, membelokkan cahaya yang ada di sekitar, mengumpulkannya, dan mengirimnya ke mata kita. Alhasil, planet dan berbagai benda angkasa lain bisa keliatan, deh. Teropong bintang membelokkan cahaya sumber Penggunaan teropong bintang ini bisa dilakukan saat mata berakomodasi maksimum dan saat mata tidak berakomodasi. Kita coba bahas satu per satu ya. Mata Berakomodasi Maksimum Sumber Mata berakomodasi maksimum maksudnya adalah kondisi kita melihat teleskop dengan menggunakan mata yang terbuka lebar. Pandangan fokus. Dan konsentrasi tinggi. Kalau dalam serial Naruto, mungkin bakal begini nih. p sumber Saat mata berakomodasi maksimum, syaratnya ada dua 1. Sob = tak terhingga 2. S’ok = -Sn Sob = jarak benda ke lensa objektif S’ok = jarak bayangan ke lensa okuler Sn = jarak baca normal biasanya di soal 25-30cm Akibat Sob = tak hingga, maka fob = titik fokus lensa objektif Di teropong bintang, pasti ada yang namanya perbesaran lensa. Hal itu bisa kita dapatkan dengan M = Perbesaran teropong bintang α = Sudut pengamat ke bintang tanpa teropong o Β = Sudut pengamat ke bintang dengan teropong o Persamaan ini bisa kita sederhanakan menjadi; h = tinggi objek m Karena S’ob = fob, maka; Lalu, bagaimana cara untuk mencari panjang teleskop? Bisa kita temukan dengan menggunakan rumus berikut Karena S’ob = fob, maka hal ini juga berarti d = panjang teropong bintang m S’ob = Jarak bayangan ke lensa objektif Sok = Jarak benda ke lensa okuler Mata Tidak Berakomodasi Sumber Kondisi mata tidak berakomodasi adalah saat di mana pandangan mata kita tidak berada dalam kondisi “penuh konsentrasi”. Untuk penghitungan rumusnya, terdapat dua syarat juga 1. S’ok = tak hingga 2. S’ob = fob fob = titik fokus lensa objektif S’ob = jarak bayangan ke lensa objektif Dari kedua syarat itu, kita dapat turunkan rumusnya menjadi Karena S’ok tak hingga, maka; Lalu, untuk penghitungan perbesaran lensa teleskopnya; Karena S’ob = fob, maka; Di sisi lain, cara untuk menghitung panjang teleskop adalah Karena S’ob = fob dari syarat dan Sok = fok dari penurunan rumus, maka; Nah, sekarang sudah tahu, kan, bagaimana cara teropong bintang bekerja? Kenapa pandangan mata kita terbatas, dan bagaimana cara untuk memperbesarnya. Kalau kamu tertarik dalam pembahasan mengenai rumus-rumus yang ada di dalamnya, langsung aja tonton penjelasan lengkapnya di ruangbelajar! Selain mendapat penjelasan, kamu juga akan mendapat rangkuman infografik mengenai materi ini, lengkap dengan latihan soalnya, lho!
Teropong atau teleskop digunakan untuk memperbesar benda yang sangat jauh letaknya. Pada kebanyakan kasus di dalam penggunaan teropong, benda bisa dianggap berada pada jarak tak terhingga. Galileo, walaupun bukan penemu teleskop, ia mengembangkan teleskop menjadi instrumen yang penting dan dapat digunakan. Galileo merupakan orang pertama yang meneliti ruang angkasa dengan teleskop atau teropong. Dengan penelitiannya tersebut, Galileo akhirnya ia membuat penemuan-penemuan yang mengguncangkan dunia, di antaranya satelit-satelit Jupiter, fase Venus, bercak Matahari, struktur permukaan bulan, dan pernyataannya bahwa galaksi Bimasakti terdiri dari sejumlah besar bintang-bintang individu. Secara garis besar, teleskop atau teropong ada dua macam, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Lalu, teropong bias ini sendiri di ada 4 jenis yang umum dipakai oleh orang, yaitu teropong bintang astronomi, teropong bumi medan, dan teropong panggung Galileo. Nah, pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari pengertian, fungsi, proses pembentukan bayangan, rumus perbesaran dan panjang teropong bumi. Silahkan disimak baik-baik penjelasan berikut. Pengertian dan Fungsi Teropong Bumi Apabila kita melihat benda-benda di Bumi menggunakan teropong bintang maka akan diperoleh bayangan yang terbalik. Hal itu tidak dikehendaki. Untuk mengembalikan atau membalik bayangan, maka kita harus menempatkan sebuah lensa positif di antara lensa objektif dan lensa okuler. Lensa ini disebut lensa pembalik. Susunan lensa tadi akan menghasilkan teropong bumi. Teropong Bumi atau teropong medan adalah teropong yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang jauh di permukaan bumi. Adapula yang menyebut teropong Bumi sebagai teropong yohana. Teropong jenis ini biasa digunakan oleh orang-orang di laut, seperti nahkoda kapal, angkatan laut, bahkan para bajak laut zaman dahulu dan mungkin zaman sekarang juga. Selain digunakan di lautan, teropong Bumi juga dapat digunakan di wilayah daratan. Misalkan para tentara menggunakan teropong ini untuk memantau keadaan di perbukitan. Bentuk teropong Bumi dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini. Pembentukan Bayangan dan Rumus Teropong Bumi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, teropong Bumi menggunakan tiga buah lensa positif sekaligus. Ketiga lensa tersebut berfungsi sebagai lensa objektif, lensa okuler dan lensa pembalik. Lensa pembalik berfungsi untuk membalik bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler, sehingga dihasilkan bayangan yang sama tegak dengan benda aslinya. Lensa pembalik diletakkan di antara lensa objektif dan lensa okuler. Skema atau diagram pembentukan bayangan pada teropong atau teleskop Bumi dapat kalian lihat pada gambar di bawah ini. Coba kalian simak baik-baik dan pelajari gambar tersebut. Ciri khas dari teropong Bumi adalah jarak fokus lensa objektif lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler fob > fok. Di antara lensa objektif dan lensa okuler diletakkan lensa pembalik. Karena teropong Bumi digunakan untuk melihat benda-benda yang jauh, sehingga bayangan terbentuk di titik fokus lensa objektif. Agar bayangan menjadi tegak, maka teropong Bumi dilengkapi dengan lensa pembalik. Seperti halnya mikroskop dan teropong bintang, perbesaran pada teropong bumi juga dibedakan untuk mata berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi. Berikut ini penjelasannya. 1. Rumus Teropong Bumi untuk Mata Berakomodasi Maksimum Untuk perbesaran anguler pada teropong Bumi, dicari dengan persamaan berikut. Dan panjang teropong Bumi untuk pengamatan dengan mata berakomodasi maksimum dapat dicari dengan persamaan berikut. Keterangan M = perbesaran anguler fob = jarak fokus lensa objektif sok = jarak benda pada lensa okuler fp = jarak fokus lensa pembalik d = panjang teropong 2. Rumus Teropong Bumi untuk Mata Tidak Berakomodasi Untuk pengamatan dengan mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif berada tepat di titik fokus lensa okuler. Ini berarti jarak benda lensa okuler sama dengan jarak fokusnya. Jadi, perbesaran untuk mata tidak berakomodasi adalah sebagai berut. Sementara panjang teropong untuk mata tidak berakomodasi dihitung dengan menggunakan persamaan berikut. Keterangan M = perbesaran anguler fob = jarak fokus lensa objektif fok = jarak fokus lensa okuler fp = jarak fokus lensa pembalik d = panjang teropong Contoh Soal dan Pembahasan Agar kalian lebih paham mengenai penerapan rumus-rumus perbesaran dan panjang teropong bumi di atas, silahkan kalian simak baik-baik beberapa contoh soal dan pembahasannya berikut ini. 1. Teropong bumi dengan jarak fokus lensa objektif 40 cm, jarak fokus lensa pembalik 5 cm, dan jarak fokus lensa okulernya 10 cm. Supaya mata melihat bayangan tanpa akomodasi, berapakah jarak antara lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut? Penyelesaian Diketahui fob = 40 cm fp = 5 cm fok = 10 cm Ditanyakan d untuk mata tanpa akomodasi Jawab Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler merupakan panjang teropong. Panjang teropong bumi untuk pengamatan dengan mata tanpa akomodasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut. d = fob + 4fp + fok ⇒ d = 40 cm + 45 cm + 10 cm ⇒ d = 40 cm + 20 cm + 10 cm = 70 cm Jadi, jarak lensa objektif dan lensa okuler teropong tersebut adalah 70 cm. 2. Sebuah teropong Bumi dengan jarak fokus lensa objektif, pembalik dan okuler berturut-turut 80 cm, 5 cm dan 20 cm. Teropong ini digunakan untuk melihat benda jauh oleh orang bermata normal dengan berakomodasi maksimum. Tentukanlah perbesaran sudut dan panjang tubusnya. Penyelesaian Diketahui fob = 80 cm fp = 5 cm fok = 20 cm s’ok = titik dekat mata normal = -25 cm Ditanyakan M dan d Jawab Karena mata berakomodasi maksimum, maka perbesaran sudut teropong Bumi dapat kita cari menggunakan persamaan berikut. Oleh karena jarak benda pada lensa okuler sok belum diketahui, maka kita tentukan dahulu menggunakan persamaan yang berlaku pada lensa yaitu sebagai berikut. Dengan demikian, perbesaran sudutnya adalah Dan panjang tubus teropong dapat kita tentukan dengan menggunakan persamaan berikut. d = fob + 4fp + sok ⇒ d = 80 cm + 45 cm + 11,1 cm ⇒ d = 80 cm + 20 cm + 11,1 cm = 111,1 cm Jadi, perbesaran sudut dan panjang teropong Bumi tersebut adalah 7,2 kali dan 111,1 cm.
PertanyaanSebuah teropong diarahkan ke bintang menghasilkan perbesaran anguler 20 kali. Jika jarak fokus lensa obyektifnya 100 cm, maka jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler teropong itu adalah ....Sebuah teropong diarahkan ke bintang menghasilkan perbesaran anguler 20 kali. Jika jarak fokus lensa obyektifnya 100 cm, maka jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler teropong itu adalah .... 120 cm 105 cm 100 cm 95 cm 80 cm YMY. MaghfirahMaster TeacherJawabanjawaban yang benar adalah yang benar adalah M = 20 kali f o b = 100 cm DitanyaPanjang teropong? Penyelesaian Untuk menyelesaikan soal ini digunakan asumsi bahwa pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Jarak fokus lensa okuler dapat diketahui dengan M 20 f o k = = = f o k f o b f o k 100 5 cm sehingga jarak antara lensaobyektif dan lensa okuler teropong d = = = f o b + f o k 100 + 5 105 cm Dengan demikian jawaban yang benar adalah Ditanya Panjang teropong? Penyelesaian Untuk menyelesaikan soal ini digunakan asumsi bahwa pengamatan dilakukan dengan mata tidak berakomodasi. Jarak fokus lensa okuler dapat diketahui dengan sehingga jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler teropong Dengan demikian jawaban yang benar adalah B. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!419Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!RNRani Nuldiva Situmorang Ini yang aku cari! Mudah dimengerti Makasih ❤️
BerandaTeropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali...PertanyaanTeropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api objektifnya 50, maka panjang teropong!Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api objektifnya 50, maka panjang teropong! ... ... RSMahasiswa/Alumni Universitas IndonesiaPembahasan Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!1rb+Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!©2023 Ruangguru. All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia
perbesaran anguler teropong bintang apabila